Friday, 1 November 2024

KATA HIKMAH BADEN POWELL

 KATA HIKMAH BADEN POWELL

 

1.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Yang perlu diperhatikan bahwa anak bukanlah selembar cek kosong untuk diisi dengan keinginan orang dewasa" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

2.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Pembina pramuka itu tidak bisa membuat suatu tanaman tumbuh ke atas dengan nanya menarik batangnya" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

3.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Metode kita cenderung mendidik daripada memberikan instruksi dengan melalui permainan-permainan, kegiatan-kegiatan yang menarik, tetapi benar-benar membina moral, mental dan fisik (Our method of training is to educate from  within rather than to instruct from without; to offer games and activities which, while attractive to the boy, will seriously educate him morally, mentally, and physically). ---dari Foot Step of The Founder, 1984).

 

4.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagaimana menjadi  Pembina yang baik juga diungkapkan oleh BP sebagai berikut ,(1) Pembina itu orang memiliki jiwa dan semangat  muda, oleh karena itu ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam  pikiran peserta didik.  (2) Pembina itu mengerti dan menyadari  kebutuhan  peserta didik.  Ia harus mengerti pula pAndangan serta keinginan peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan pertumbuhan jiwanya.  (3) Pembina dalam melakukan aktivitasnya  dengan lebih memperhatikan  peserta didik secara perorangan/pribadi, daripada secara keseluruhan (massal).  (4) Pembina haruslah dapat mengemb angkan jiwa kesatuan, sehingga setiap  pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya”.

 

5.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu menginginkan variasi, maka  jangan terkejut  jika mereka merasa lelah atau bosan terhadap sesuatu.  Maka persiapkanlah dirimu dari sekarang untuk menghadapi masa yang akan datang” (Headquarters’ Gazette, November 1911).

 

6.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kebiasaan yang jelek itu seperti gigi yang jelek, ia harus dicabut.  Caranya dengan mengisi kekurangannya tidak sekedar dimengerti tetapi digunakan  dalam kehidupan sehari-hari”(Lifes’s  Snags and How to Meet Them – 1927, 49).

 

7.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Usaha menjaga keseimbangan tubuh, berarti berupaya mengembangkan keseimbangan mental (Girl Guiding, 1966,35 reprint of 1938 edition).

 

8.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Sesungguhnya selalu ada sisi yang indah dalam hidup, sungguh pun dalam keadaan  yang tersulit  (What Scout Can Do,  1921, 142).

 

9.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Ambisi untuk mengerjakan  sesuatu yang benar adalah ambisi yang bermakna  (Rovering to Success, 1959, 143 reprint 1922 edition).

 

10.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kita melatih dalam suatu pasukan berkuda dimulai dari langkah kuda yang terlambat (Scouting for Boys, 1946, 63).

 

11.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Saya berpendirian bahwa segalanya akan menjadi sesuatu yang baik manakala kita menenggelamkan kepentingan orang dewasa  dan mempersilahkan anak-anak (peserta didik) memimpin dunia sehingga kita memiliki dunia yang menyenangkan  yang penuh dengan kebaikan dan persahabatan” (Paddle Your Own Canoe, 1939 ,63).

 

12.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Seseorang tanpa jiwa kesatriaan bukan manusia. (A man  without chivalry is no man (Rovering to Success 1959, 108 reprint 1922 edition).

 

13.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepribadian suatu  bangsa tidak dapat ditumbuhkan  dengan kekuatan angkatan perang di mana suatu bangsa  merasa lebih superior  dibandingkan dengan bangsa yang lain” (Headquarters’ Gazette, Januari 1914, rep. dari BPO, 43).

 

14.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Membina itu tidak akan mengeluh, merengek, bahkan mengerutkan dahi ketika menemui kesulitan, manakala  kita memiliki kesanggupan untuk menerimanya (Girl Guiding, 1966, 61 reprint of 1938 edition).

 

15.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pandangan/ pendapat umum (common sense), adalah sesuatu yang paling berguna dan bernilai  yang telah kamu peroleh dalam kepribadianmu”(Paddle Your  Own Canoe, 1939, 19).

 

16.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  tentang kerjasama, “Ketika Anda bermain sepak bola dan kamu memegang bola tersebut, kamu tahu benar sebagaimana yang aku ketahui, bahwa ini hakmu untuk membawanya cukup lama, dan mungkin ini akan membuatmu sangat menyenangkan sehingga orang dapat melihat bagaimana kamu memainkannya, namun kamu tidak boleh mementingkan diri sendiri dalam permainan, dan kamu harus bekerja sebaik mungkin dan segera mengoperkan ke te man yang lain. Ini adalah cara yang bagus ketika itu terjadi denganmu. Jangan bekerja untuk diri sendiri, tetapi bagilah dengan yang lain – sampaikan kepada mereka.”  When you are playing  football and you get  possession  of the ball, you know as well as I do that it is your business to stick to it too long, although it may be great fun for you  to see how long  you can play it; you must not  play a selfish game, but must do your best  with it and  quickly pass it on to one of your side.  So it  is with any other  good thing when it comes  your way.  Don’t keep  it to yourself, but share it with others – “pass it on” to them” (Yarns for Boy Scouts, 1909, 180).

 

17.        R.S.S. Baden Powell, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Jika dalam kepramukaan itu kehilangan tawanya, maka akan kehilangan daya tariknya untuk sukses.” (If Scouting lost its laughter it would lose its appeal and success).

 

18.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Keyakinan saya adalah bahwa kita ditempatkan di dunia yang penuh keajaiban dan keindahan ini, dengan kemampuan khusus untuk menghargai mereka, dalam beberapa hal kita bisa bersenang-senang, bergandeng tangan untuk mengembangkan mereka, dan membantu orang lain, bukan melampaui batas mereka dan melalui itu semua kita menikmati hidup menuju bahagia".“My believe is that we were put in this world of  wonders and beauty with a special ability to appreciate them, in some cases to have the fun of taking a hand in developing them, and also in being able to help other people instead of overreaching them and, through it all to enjoy life – That is to be happy.“

 

19.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Dayung sampanmu, engkau memulai pelayaran petualangan dari alur masa kanak-kanak, ke sebuah sungai panjang masa remaja,  melintasi laut kedewasaan ke pelabuhan yang ingin engkau jangkau."  (Paddle to your own canoe, you are starting out of your adventurous voyage from the stream of childhood, a long the river of adolescence, out a cross the ocean of manhood to the port you want to reach” - Rovering to success).

 

20.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anda akan bertemu dengan kesulitan dan bahaya, gelombang dan badai di jalan, namun tanpa petualangan kehidupan akan kusam, dengan hati-hati mengemudikan di atas papan layar, dengan kesungguhan yang menggembirakan, tidak ada alasan mengapa perjalanan Anda tidak menjadi lengkap dan sukses, tidak peduli seberapa kecil arus dari mana Anda mulai berangkat.” (You will meet with difficulties and dangers, waves and storms on the way, but without adventure life would be deadly dull, with careful piloting, above-board sailing, and cherry persistence, there is no reason why your voyage should not be a complete success, no matter how small the streams in which you make your start - Rovering to success).

 

21.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  ”Kepramukan adalah suatu obat yang terdiri dari berbagai ramuan dan jika tidak diaduk dengan ukuran yang tepat sesuai resep, penggunanya tidak perlu menyalahkan dokternya jika pengaruhnya terhadap pasien tidak memuaskan.” (Scouting is a medecine composed of various ingredients and, unless they are mixed in their proper proportions according to the prescription, the user must not blame the doctor if the effect on the patient are unsatisfactory” (Jamboree, 1922).

 

22.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu tidak dituntun oleh kata jangan tetapi dituntun oleh kata lakukan. Darma disiapkan sebagai pemandu tindakan bukan sebagai hukuman atas kesalahan.” (The boy is not governed by don’t, but let on by do. The scout law is devised as a guide to his actions, rather than as repressive of his faults” (Aids to Scoutmastership).

 

23.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pendidikan diri itu, anak belajar dari dirinya sendiri, anak akan tetap dibimbing oleh dirinya yang akan menuntun hidupnya kelak, yang akan melebihi sesuatu yang dipaksakan melalui pengajaran guru.” (Self-education, that is, what a boy learn from himself, is what is going to stick by him and guide him later on in life, far more than anything that is imposed upon him through instruction by a teacher - Scouting for Boys).

 

24.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),“Orang yang buta terhadap keindahan alam akan kehilangan separuh kenikmatan yang ada di dalam hidupnya.” (The man who is blind to the beauties of nature has missed half the pleasure of life).

 

25.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagi orang yang memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar maka hutan adalah laboratorium, sekaligus klub dan tempat ibadah.” (For those who have eyes to see and ears to hear, the forest is at once a laboratory, a club and a temple).

 

26.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Allah telah memberi kita dunia untuk hidup yang penuh keindahan dan keajaiban dan Allah telah memberi tidak hanya sekedar mata untuk melihat mereka, tetapi juga pikiran untuk memahami mereka, jika kita hanya memiliki rasa untuk melihat mereka dalam cahaya tersebut".“God has given us a world to live in that is full of beauties and wonders and he has given us not only the eyes to see them, but minds to understand them, if we only have the sense to look at them in that light”.    

 

27.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bangkitlah, bekerjalah! Kamu hanya punya waktu satu hari untuk hidup, maka buatlah yang terbaik setiap menitnya.” (Wake up! Get busy! You have only the one life-day to live, so make the best of every minute of it - Rovering to success).

 

28.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Teruslah mendayung, karena gelombang-gelombang yang kamu temukan di 100 yard terakhir, sama berbahayanya dengan yang telah kamu lampaui 4 mil yang lalu (Rovering to success).

 

29.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Tak ada manusia yang disebut terdidik bila tidak memiliki kemauan dan keinginan untuk berkemampuan terlatih yang baik, untuk mengerjakan bagiannya dari pekerjaan dunia.” (No man can be called educated who has not a willingness and a desire, as well as a trained ability, to do his part in the world’s work ).

 

30.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Kebahagiaan itu bisa terjadi pada orang kaya, maupun orang yang miskin” (Rovering to Success).

 

31.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Lebih baik melihat sesuatu itu dari sisi baiknya dari pada dari sisi buruknya". (Pesan terakhir Baden Powell).

 

32.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Cara yang benar dalam memperoleh kebahagiaan ialah dengan membahagiakan orang lain". (Pesan terakhir Baden powell).

 

33.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah dengan membuat dirimu sehat dan kuat, lahir maupun batin sejak kamu masih kanak-kanak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika kamu kelak telah dewasa". (Pesan terakhir Baden powell).

 

34.        R.S.S. BADEN POWELL,  (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepercayaan harus menjadi dasar untuk semua latihan moral kita”. (Trust should be the basis for all our moral training).

 

35.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Kesetiaan itu adalah ciri karakter anak yang memberikan inspirasi harapan tak terbatas”. (Loyalty is a feature in a boy’s character that inspires boundless hope).

 

 

 

36.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Yang perlu diperhatikan, bahwa anak bukanlah selembar cek kosong untuk diisi dengan keinginan orang dewasa" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

37.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Pembina pramuka itu tidak bisa membuat suatu tanaman tumbuh ke atas dengan nanya menarik batangnya" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

38.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Metode kita cenderung mendidik daripada memberikan instruksi dengan melalui permainan-permainan, kegiatan-kegiatan yang menarik, tetapi benar-benar membina moral, mental dan fisik (Our method of training is to educate from  within rather than to instruct from without; to offer games and activities which, while attractive to the boy, will seriously educate him morally, mentally, and physically). ---dari Foot Step of The Founder, 1984).

 

39.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagaimana menjadi  Pembina yang baik juga diungkapkan oleh BP sebagai berikut ,(1) Pembina itu orang memiliki jiwa dan semangat  muda, oleh karena itu ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam  pikiran peserta didik.  (2) Pembina itu mengerti dan menyadari  kebutuhan  peserta didik.  Ia harus mengerti pula pAndangan serta keinginan peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan pertumbuhan jiwanya.  (3) Pembina dalam melakukan aktivitasnya  dengan lebih memperhatikan  peserta didik secara perorangan/pribadi, daripada secara keseluruhan (massal).  (4) Pembina haruslah dapat mengemb angkan jiwa kesatuan, sehingga setiap  pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya”.

 

40.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu menginginkan variasi, maka  jangan terkejut  jika mereka merasa lelah atau bosan terhadap sesuatu.  Maka persiapkanlah dirimu dari sekarang untuk menghadapi masa yang akan datang” (Headquarters’ Gazette, November 1911).

 

41.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kebiasaan yang jelek itu seperti gigi yang jelek, ia harus dicabut.  Caranya dengan mengisi kekurangannya tidak sekedar dimengerti tetapi digunakan  dalam kehidupan sehari-hari”(Lifes’s  Snags and How to Meet Them – 1927, 49).

 

42.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Usaha menjaga keseimbangan tubuh, berarti berupaya mengembangkan keseimbangan mental (Girl Guiding, 1966,35 reprint of 1938 edition).

 

43.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Sesungguhnya selalu ada sisi yang indah dalam hidup, sungguh pun dalam keadaan  yang tersulit  (What Scout Can Do,  1921, 142).

 

44.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Ambisi untuk mengerjakan  sesuatu yang benar adalah ambisi yang bermakna  (Rovering to Success, 1959, 143 reprint 1922 edition).

 

45.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kita melatih dalam suatu pasukan berkuda dimulai dari langkah kuda yang terlambat (Scouting for Boys, 1946, 63).

 

46.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Saya berpendirian bahwa segalanya akan menjadi sesuatu yang baik manakala kita menenggelamkan kepentingan orang dewasa  dan mempersilahkan anak-anak (peserta didik) memimpin dunia sehingga kita memiliki dunia yang menyenangkan  yang penuh dengan kebaikan dan persahabatan” (Paddle Your Own Canoe, 1939 ,63).

 

47.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Seseorang tanpa jiwa kesatriaan bukan manusia. (A man  without chivalry is no man (Rovering to Success 1959, 108 reprint 1922 edition).

 

48.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepribadian suatu  bangsa tidak dapat ditumbuhkan  dengan kekuatan angkatan perang di mana suatu bangsa  merasa lebih superior  dibandingkan dengan bangsa yang lain” (Headquarters’ Gazette, Januari 1914, rep. dari BPO, 43).

 

49.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Membina itu tidak akan mengeluh, merengek, bahkan mengerutkan dahi ketika menemui kesulitan, manakala  kita memiliki kesanggupan untuk menerimanya (Girl Guiding, 1966, 61 reprint of 1938 edition).

 

50.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pandangan/ pendapat umum (common sense), adalah sesuatu yang paling berguna dan bernilai  yang telah kamu peroleh dalam kepribadianmu”(Paddle Your  Own Canoe, 1939, 19).

 

51.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  tentang kerjasama, “Ketika Anda bermain sepak bola dan kamu memegang bola tersebut, kamu tahu benar sebagaimana yang aku ketahui, bahwa ini hakmu untuk membawanya cukup lama, dan mungkin ini akan membuatmu sangat menyenangkan sehingga orang dapat melihat bagaimana kamu memainkannya, namun kamu tidak boleh mementingkan diri sendiri dalam permainan, dan kamu harus bekerja sebaik mungkin dan segera mengoperkan ke te man yang lain. Ini adalah cara yang bagus ketika itu terjadi denganmu. Jangan bekerja untuk diri sendiri, tetapi bagilah dengan yang lain – sampaikan kepada mereka.”  When you are playing  football and you get  possession  of the ball, you know as well as I do that it is your business to stick to it too long, although it may be great fun for you  to see how long  you can play it; you must not  play a selfish game, but must do your best  with it and  quickly pass it on to one of your side.  So it  is with any other  good thing when it comes  your way.  Don’t keep  it to yourself, but share it with others – “pass it on” to them” (Yarns for Boy Scouts, 1909, 180).

 

52.        R.S.S. Baden Powell, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Jika dalam kepramukaan itu kehilangan tawanya, maka akan kehilangan daya tariknya untuk sukses.” (If Scouting lost its laughter it would lose its appeal and success).

 

53.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Keyakinan saya adalah bahwa kita ditempatkan di dunia yang penuh keajaiban dan keindahan ini, dengan kemampuan khusus untuk menghargai mereka, dalam beberapa hal kita bisa bersenang-senang, bergandeng tangan untuk mengembangkan mereka, dan membantu orang lain, bukan melampaui batas mereka dan melalui itu semua kita menikmati hidup menuju bahagia".“My believe is that we were put in this world of  wonders and beauty with a special ability to appreciate them, in some cases to have the fun of taking a hand in developing them, and also in being able to help other people instead of overreaching them and, through it all to enjoy life – That is to be happy.“

 

54.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Dayung sampanmu, engkau memulai pelayaran petualangan dari alur masa kanak-kanak, ke sebuah sungai panjang masa remaja,  melintasi laut kedewasaan ke pelabuhan yang ingin engkau jangkau."  (Paddle to your own canoe, you are starting out of your adventurous voyage from the stream of childhood, a long the river of adolescence, out a cross the ocean of manhood to the port you want to reach” - Rovering to success).

 

55.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anda akan bertemu dengan kesulitan dan bahaya, gelombang dan badai di jalan, namun tanpa petualangan kehidupan akan kusam, dengan hati-hati mengemudikan di atas papan layar, dengan kesungguhan yang menggembirakan, tidak ada alasan mengapa perjalanan Anda tidak menjadi lengkap dan sukses, tidak peduli seberapa kecil arus dari mana Anda mulai berangkat.” (You will meet with difficulties and dangers, waves and storms on the way, but without adventure life would be deadly dull, with careful piloting, above-board sailing, and cherry persistence, there is no reason why your voyage should not be a complete success, no matter how small the streams in which you make your start - Rovering to success).

 

56.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  ”Kepramukan adalah suatu obat yang terdiri dari berbagai ramuan dan jika tidak diaduk dengan ukuran yang tepat sesuai resep, penggunanya tidak perlu menyalahkan dokternya jika pengaruhnya terhadap pasien tidak memuaskan.” (Scouting is a medecine composed of various ingredients and, unless they are mixed in their proper proportions according to the prescription, the user must not blame the doctor if the effect on the patient are unsatisfactory” (Jamboree, 1922).

 

57.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu tidak dituntun oleh kata jangan tetapi dituntun oleh kata lakukan. Darma disiapkan sebagai pemandu tindakan bukan sebagai hukuman atas kesalahan.” (The boy is not governed by don’t, but let on by do. The scout law is devised as a guide to his actions, rather than as repressive of his faults” (Aids to Scoutmastership).

 

58.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pendidikan diri itu, anak belajar dari dirinya sendiri, anak akan tetap dibimbing oleh dirinya yang akan menuntun hidupnya kelak, yang akan melebihi sesuatu yang dipaksakan melalui pengajaran guru.” (Self-education, that is, what a boy learn from himself, is what is going to stick by him and guide him later on in life, far more than anything that is imposed upon him through instruction by a teacher - Scouting for Boys).

 

59.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),“Orang yang buta terhadap keindahan alam akan kehilangan separuh kenikmatan yang ada di dalam hidupnya.” (The man who is blind to the beauties of nature has missed half the pleasure of life).

 

60.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagi orang yang memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar maka hutan adalah laboratorium, sekaligus klub dan tempat ibadah.” (For those who have eyes to see and ears to hear, the forest is at once a laboratory, a club and a temple).

 

61.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Allah telah memberi kita dunia untuk hidup yang penuh keindahan dan keajaiban dan Allah telah memberi tidak hanya sekedar mata untuk melihat mereka, tetapi juga pikiran untuk memahami mereka, jika kita hanya memiliki rasa untuk melihat mereka dalam cahaya tersebut".“God has given us a world to live in that is full of beauties and wonders and he has given us not only the eyes to see them, but minds to understand them, if we only have the sense to look at them in that light”.    

 

62.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bangkitlah, bekerjalah! Kamu hanya punya waktu satu hari untuk hidup, maka buatlah yang terbaik setiap menitnya.” (Wake up! Get busy! You have only the one life-day to live, so make the best of every minute of it - Rovering to success).

 

63.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Teruslah mendayung, karena gelombang-gelombang yang kamu temukan di 100 yard terakhir, sama berbahayanya dengan yang telah kamu lampaui 4 mil yang lalu (Rovering to success).

 

64.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Tak ada manusia yang disebut terdidik bila tidak memiliki kemauan dan keinginan untuk berkemampuan terlatih yang baik, untuk mengerjakan bagiannya dari pekerjaan dunia.” (No man can be called educated who has not a willingness and a desire, as well as a trained ability, to do his part in the world’s work ).

 

65.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Kebahagiaan itu bisa terjadi pada orang kaya, maupun orang yang miskin” (Rovering to Success).

 

66.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Lebih baik melihat sesuatu itu dari sisi baiknya dari pada dari sisi buruknya". (Pesan terakhir Baden Powell).

 

67.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Cara yang benar dalam memperoleh kebahagiaan ialah dengan membahagiakan orang lain". (Pesan terakhir Baden powell).

 

68.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah dengan membuat dirimu sehat dan kuat, lahir maupun batin sejak kamu masih kanak-kanak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika kamu kelak telah dewasa". (Pesan terakhir Baden powell).

 

69.        R.S.S. BADEN POWELL,  (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepercayaan harus menjadi dasar untuk semua latihan moral kita”. (Trust should be the basis for all our moral training).

 

70.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Kesetiaan itu adalah ciri karakter anak yang memberikan inspirasi harapan tak terbatas”. (Loyalty is a feature in a boy’s character that inspires boundless hope).

Thursday, 26 September 2024

Makna Khusus Angka 14 dalam Gerakan Pramuka

Sejarah Gerakan Pramuka dan Makna Tanggal 14 Agustus

Gerakan Pramuka di Indonesia resmi lahir pada tanggal 14 Agustus 1961. Tanggal ini memiliki makna yang sangat penting bagi seluruh anggota Pramuka di tanah air, karena menjadi tonggak awal berdirinya gerakan kepanduan yang bersifat nasional, menggabungkan berbagai organisasi kepanduan yang ada pada masa itu.

Latar Belakang Sejarah

Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, telah ada berbagai organisasi kepanduan yang tersebar di seluruh nusantara. Namun, setelah kemerdekaan, muncul keinginan untuk menyatukan semua organisasi tersebut di bawah satu naungan agar gerakan kepanduan lebih terkoordinasi dan terarah. Dengan adanya dorongan dari pemerintah dan para tokoh kepanduan, dibentuklah Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan resmi di Indonesia.

Proklamasi Gerakan Pramuka: 14 Agustus 1961

Tanggal 14 Agustus 1961 dipilih sebagai hari resmi kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia oleh Presiden Soekarno. Pada hari ini, Presiden Soekarno menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Ketua Kwartir Nasional yang pertama. Momen ini menandai penyatuan berbagai organisasi kepanduan menjadi satu wadah yang bernama "Gerakan Pramuka."

Sejak saat itu, setiap tanggal 14 Agustus, diperingati sebagai Hari Pramuka. Tanggal ini tidak hanya menjadi simbol kelahiran organisasi, tetapi juga momentum untuk merefleksikan semangat kepramukaan dan nilai-nilai luhur yang dipegang oleh Gerakan Pramuka. Nilai-nilai tersebut meliputi kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, dan pengabdian kepada masyarakat.


Makna Khusus Angka 14 dalam Gerakan Pramuka

Angka 14 dalam sejarah Gerakan Pramuka tidak hanya sekadar angka, tetapi mengandung makna khusus. Angka ini melambangkan:

  1. Awal Kebangkitan Pramuka: Tanggal 14 Agustus menjadi simbol dimulainya era baru gerakan kepanduan di Indonesia, yang berperan dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan.
  2. Persatuan dan Kesatuan: Di tanggal 14, Gerakan Pramuka menjadi pemersatu dari berbagai kelompok kepanduan sebelumnya, yang mencerminkan semangat persatuan di tengah perbedaan.
  3. Dedikasi untuk Generasi Muda: Gerakan Pramuka, yang diresmikan pada tanggal ini, bertujuan untuk membina dan mendidik generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang tangguh, disiplin, dan cinta tanah air.

Peringatan Hari Pramuka

Setiap tahun, Gerakan Pramuka memperingati Hari Pramuka pada tanggal 14 Agustus dengan berbagai kegiatan. Peringatan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi ajang untuk mengukuhkan kembali komitmen Pramuka terhadap nilai-nilai Pancasila, NKRI, dan kemanusiaan.

Kegiatan seperti upacara, bakti sosial, serta kemah akbar sering diadakan untuk memeriahkan peringatan ini. Semua kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial pada setiap anggota Pramuka. Semoga dengan fokus pada angka ini, dan nomor loting yang keluar juga 14 disaat kegiatan nanti akan mencerminkan angka 14 sesuai harapan!

 


 

Thursday, 9 March 2023

SEJARAH 09-03-1961

SEJARAH 09-03-1961


Pada hari Kamis malam, tanggal 9 Maret 1961 terdapat sebuah momen penting yang menjadi titik awal berdirinya organisasi Gerakan Pramuka Indonesia. Yup.. momen ketika Presiden Soekarno mengumpulkan para pimpinan dan tokoh kepanduan di Istana Merdeka dimana kemudian beliau membawakan pidato yang berisikan amanat untuk membubarkan seluruh organisasi kepanduan yang ada lalu meleburnya menjadi satu organisasi yang disebut sebagai Gerakan Pramuka.


Salah satu kutipan kalimat dalam pidato tersebut berbunyi: "... Saya sebagai Presiden, Sebagai Panglima Tertinggi, Sebagai Mandataris, Sebagai Pepeti, Sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai titel itu kepada saya oleh MPRS, memerintahkan sekarang kepada seluruh kepanduan Indonesia, untuk meleburkan diri didalam satu organisasi baru yang bernama PRAMUKA. Dengan saja sendiri sebagai PANDU TERTINGGI atau PRAMUKA TERTINGGI, dengan dibantu oleh Sri Sultan Hamengkubuwono..." Dimana kemudian dalam pidato itu pula, Presiden Soekarno menunjuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. Prijono, Dr. A. Azis Saleh dan Achmadi (yang kemudian ditambah oleh Muljadi Djojo Martono) sebagai "Panitia 5" yang bertugas untuk membentuk Gerakan Pramuka dan merancang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.


Momen penting 9 Maret 1961ini kemudian ditetapkan sebagai "Hari Tunas" oleh Gerakan Pramuka Indonesia untuk menunjukkan bahwa pada moment dan tanggal itulah muncul dan tumbuh sebuah "tunas" yang kemudian tumbuh menjadi sebuah organisasi pemuda dan pendidikan terbesar di Indonesia dengan 24,7 juta lebih anggota yang juga menjadikan Gerakan Pramuka sebagai NSO dengan anggota terbanyak di seluruh dunia.


Selain tanggal 9 Maret yang diperingati sebagai Hari Tunas, Gerakan Pramuka juga memiliki beberapa hari "istimewa" lainnya yang diperingati sebagai momentum penting dalam berdirinya Gerakan Pramuka diantara seperti:

1. 20 Mei 1961, yang diperingati sebagai "Hari Permulaan Tahun Kerja. Saat diterbitkannya Kepres No. 238 Tahun 1961.


2. 30 Juli 1961, sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Dimana kala itu para wakil organisasi kepanduan di Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Dan tentunya;


3. 14 Agustus 1961, ketika penganugerahan Panji-panji Gerakan Pramuka serta pelantikan Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari sekaligus diperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang akhirnya kita peringati bersama sebagai Hari Pramuka.

Selamat Hari Tunas kepada rekan-rekan, kakak dan adik anggota Gerakan Pramuka Indonesia di seluruh penjuru negeri. Dan selamat menjalankan kegiatan Sidang Paripurna Nasional kepada rekan dan kakak-kakak Dewan Kerja dan Kwarda seluruh Indonesia, semoga kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala..


On frame: Pidato Presiden Soekarno mengenai perubahan nama PANDU menjadi PRAMUKA tahun 1961


SELAMAT HARI TUNAS


TETAPLAH MEMANDU, LAYAKNYA SE ORANG PANDU

⚜🇮🇩


Wednesday, 7 September 2022

Edisi Tahukah Anda ?

 MAKNA SELENDANG MAHIR


Selendang, adalah alat untuk menggendong (mengemban) anak / bayi. Ini bermakna bahwa para pembina mahir yang menggunakan selendang mahir laksana orang yang mengemban tugas suci menyiapkan dan mengantar generasi muda ke arah / tempat / tujuan yang diharapkan.

UKURAN SELENDANG (5 dm x 1945 mm) bermakna bahwa dalam mengemban amanat dimaksud harus senantiasa berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

Warna dasar WULUNG (Ungu) pada selendang melambangkan keuletan, ketekunan, serta disiplin diri. Ini mengandung maksud bahw Pembina Mahir harus ulet, tekun, dan disipkin dalam berkarya / menggeladi generasi.

LIDAH API --sebagai motif selendang-- melambangkan semangat yang tak kunjung padam atas keinginan untuk senantiasa menata diri dalam bingkai Satya dan Darma Pramuka (3 lidah api dan jumlah kelipatan 10 dari obor).

Simbol JANTUNG bermakna bahwa selama jantung masih berdetak di dada, seorang Pembina Mahir harus selalu dan tetap mengabdikan diri dengan moto Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa Laksana.

Senjata / Keris mengandung makna bahwa seorang Pembina Mahir harus memiliki sumber daya, pemikiran yang selalu tajam dan cara berpikur yang kritis, serta tanggap dengan lingkungannya. 

Terakhir, bentuk "KANTONG" pada ujung lipatan selendang bermakna bahwa seorang Pembina Mahir harus mampu menampung aspirasi peserta didik dan masyarakat di sekutarnya untuk kemudian dicarikan solusi / jalan keluarnya.

Selamat Berbakti wahai para Pembina Mahir...!




Tuesday, 31 May 2022

6 Rahasia Atasi Masalah

 6 Rahasia Atasi Masalah

Oleh Suyatno



Jika Anda tidak dapat mengendalikan masalahmu, masalah akan mengendalikanmu. Jangan berada dalam masalah karena Anda akan digulung dan dilumat oleh masalah itu sendiri. Ibarat sungai yang banjir, Anda jangan berada di dalam banjir itu karena Anda akan dilumat gelombang deras banjir di sungai itu. Jika banjir melanda dan meluap di sebuah sungai, Anda harus di luar banjir itu agar dapat mengendalikannya dengan pikiran jernih dan sehat.


Banyak orang yang justru larut dalam sebuah masalah hidup. Dia menangis karena dihantam masalah. Dia sakit mendadak karena sebuah masalah yang datang tiba-tiba. Dia stres akibat tidak kuat dalam arus masalah. Tentu, jarang ada yang kuat berada di tengah masalah. Keluarlah dari gumpalan masalah agar Anda dapat memecahkan dan mencari jalan keluarnya.


Cara agar dapat menyelesaikan masalah, berikut ini rahasianya. 


Pertama, selalu tenang dan berpikir positif dengan menunjukkan wajah ceriah dan bersemangat. Ingat,  semua orang, tidak terkecuali Anda, pasti pernah menghadapi masalah.


Kedua, telisik dengan rinci kata kunci penyebab masalah dengan hati dingin dan pikiran tenang. Buatkan peta konsep masalah yang sedang dihadapi.


Ketiga, berikan alternatif pemecahan dari yang paling penting sampai yang tidak seberapa penting. Dari yang mudah diatasi, Anda sampai menyembuhkan masalah berat yang susah diatasi.


Keempat, kendurkan pikiran dan hati agar diperoleh kejernihan berpikir dan bertindak. Caranya, diamkan dulu, ambangkan dulu, biarkan dulu, dan simpan dulu atau apalah itu. Suatu saat, Anda pasti dapat memecahkan masalahnya. Ingat, semakin Anda tegang dan terus menerus memikirkan masalah, Anda akan semakin tidak objektif, emosional, dan membabi-buta.


Kelima, cepatlah memutuskan ketika sudah diperoleh obat masalah. Jangan ragu-ragu. Jangan bimbang. Anda harus tegas dan berani memutuskan sesuatu dalam menyelesaikan masalah.


Keenam, gunakan media pemecahan masalah seperti berdiskusi dengan kawan, mensimulasikan masalah, dan menggambar sebab-akibatnya.


Anda pasti bisa menjalankan rumus rahasia pemecahan masalah dirimu. Masalah itu jalan seseorang untuk naik derajat, pangkat, dan semat. Jadi, hadapi masalah dengan riang dan senang. Hadapi masalah dengan tenang. Jadikan masalah sebagai pengungkit keberhasilanmu mendatang.

Wednesday, 8 December 2021

Selamat Hari Guru

TOLAK TANGAN BERAYUN KAKI, PELUK TUBUH MENGAJAR DIRI

Guru punya peran membantu murid supaya bisa belajar, bukan mengajarinya. Bagaimana supaya murid bisa belajar? 

Supaya bisa belajar, murid harus punya kesempatan. Nah, orang-orang di sekelilingnya (guru dan orang tua) yang menyediakan kesempatan itu. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Guru harus bisa menahan diri untuk  tidak (terlalu banyak) mengajari.

Dengan kata lain, guru mempunyai peran mengembangkan, bukan mematikan potensi. Itulah sebabnya memberi kesempatan yang luas kepada murid adalah mutlak.  Menjadi guru dominan di kelas bukanlah sebuah cara tepat untuk memainkan peran tersebut. 

Selain adanya kesempatan yang diberikan, aktivitas belajar harus membuat murid terlibat. Mereka bukan obyek. Mereka adalah pelaku dan pusat pembelajaran. 

Pelibatan murid tidak bisa dengan paksaan, aturan yang ketat, atau ancaman. Keterbukaan dan kenyamanan justru menjadi pintu masuk agar mereka terlibat utuh dan aktif dalam proses belajar.

Murid akan suka rela dan butuh terlibat ketika kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Kebutuhan dasar agar murid terlibat utuh dan aktif adalah beberapa hal berikut ini. 

1. Butuh percaya

Prioritas nomor satu bagi setiap guru adalah membangun kepercayaan dengan murid-muridnya. Kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan yang sukses.  

Murid tidak akan memberikan usaha terbaik jika mereka tidak percaya bahwa guru memprioritaskan kepentingan terbaik mereka. Murid biasanya akan menghindar jika tidak merasa aman dan dipercaya. Mereka mengharapkan guru menunjukkan perlakuan yang baik (humanis), jujur, adil,  dan terbuka. 

2. Butuh harapan

Guru adalah distributor harapan. Guru menanamkan harapan kepada murid-muridnya. Guru membangun kepercayaan bahwa murid-murid dapat tumbuh, mengembangkan keterampilan, dan memiliki peluang untuk kemajuan. 

Merupakan tugas guru untuk memupuk harapan itu dan mendukung  pertumbuhan mereka.

3. Butuh merasa berharga 

Tantangan membuat belajar sebagai pengalaman yang bermakna. Murid memiliki kebutuhan untuk merasa yakin bahwa jika melakukan yang terbaik dan menunjukkan integritas, mereka akan mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Untuk bisa belajar, murid butuh merasa mampu dan berharga. Ini sebuah syarat mutlak. Keyakinan bahwa dirinya mampu merupakan bahan bakar yang mampu menghidupkan motivasi dan semangat, juga mengaktifkan neuron-neuron otak. Disinilah sebuah sugesti diperlukan. Guru hendaknya selalu mempompakan keyakinan ini. Tidak hanya lewat kata-kata, juga tindakan dan ekspresi. Misalnya, selalu menunjukkan wajah optimis dan bergairah kepada setiap anak. 

4. Butuh merasa kompeten 

Murid perlu tantangan dalam belajar. Jika aktivitasnya terlalu sederhana, mereka akan mudah kehilangan minat dan menjadi tidak terlibat. Jika aktivitasnya terlalu menantang, dapat menyebabkan keputusasaan dan frustrasi. 

Guru harus terus mencari dan menemukan titik yang tepat di mana murid mendapat tantangan yang sesuai. Namun, tanggung jawab itu tidak semuanya berada di pundak guru. Murid perlu mengambil tanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri dan belajar bagaimana mengelola motivasi mereka.

Bagaimana cara Anda melibatkan murid dalam belajar?

#MerdekaBelajar

#GuruBelajar

#GuruPenulis

#sekolahprima

Bendera Wosm (Pandu Dunia )


 

Sunday, 5 December 2021

Kecerdasan Buatan


Kecerdasan Buatan dan Kepramukaan

Oleh Suyatno

Pembina Gugus Depan


Orang mengira kecerdasan buatan (artificial) hanyalah tumpukan kabel, jaringan, program, dan statistika. Padahal itu hanyalah komponennya saja. Kecerdasan buatan lebih mengarah pada tindakan terintegrasi yang mampu menjalankan perintah manusia untuk mempermudah hidup manusia itu sendiri. Semakin lincah manusia menciptakan program baru tentu akan semakin banyak temuannya. 


Temuan itu mewujud ke dalam pola dan kinerja yang mempercepat, memudahkan, dan membantu manusia. Dapatkah temuan itu merambah dunia kepramukaan? Tentu, jawabnya adalah sangat mungkin. Kemungkinan ada temuan berbasis kecerdasan buatan dalam kepramukaan karena banyak peluang dalam kepramukaan dan SDM Gerakan Pramuka banyak yang memenuhi syarat untuk itu. Itu adalah pekerjaan rumah bagi penggawa kepramukaan.


 Syarat pemenuhan tersebut adalah (1) berpikir kritis yang penuh kedamaian, (2) kebersamaan penuh dengan kolegialitas, (3) terdapat ruang dan waktu berdialog dan berdiskusi, (4) hilangkan arogansi individu yang menguasai individu lainnya (5) lepaskan baju asali sehingga dapat melebur dalam kancah kepramukasn, dan (6) bersatunya tekad demi kemajuan kepramukaan Indonesia.


Gerakan sebagai ciri kepramukaan adalah modal bertemunya segala latar keilmuan, aneka latar tugas, dan aneka kalangan bangsa Indonesia. Untuk menghidupkan sebuah gerakan diperlukan kepemimpinan yang damai, seimbang, terbuka, dan berada di semua hati. Gerakan yang demikian itu akan dimamis dalam mewujudkan dunia ciptaan kecerdasan buatan.


Contoh hasil produk kecerdasan buatan adalah robot pengingat jadwal, tenda pintar, robot jejak jelaha pintar, robot pola sandi, dan seterusnya. Bisa jadi contoh tersebut dapat terwujud. Apalagi, di GP terdapat pusat penelitian yang tampaknya mampu mewujudkan secara inovatif. 


Kecerdasan buatan bersumber dari permasalahan di satuan-satuan pendidikan. Personal yang ada di satuan pendidikan itu adalah pembina dan pelatih. Untuk itu, diperlukan tumpukan problem kepramukaan dari mereka karena temuan berdasarkan kecerdasan buatan selalu berangkat dari problem autentik. Mereka diberikan ruang dan waktu untuk berdiskusi mendalam.


Di gudep pun, temuan program diperlukan. Peserta dilatih untuk penciptaan. Pramuka produktif perlu dibiasakan ke peserta didik sehingga mahir dalam penciptaan. Bukankah membina yang asyik itu progresif. Membina yang tidak asyik itu stagnan, itu-itu saja, dan kering. Marilah membina ke arah penciptaan betbasis kecerdasan buatan. Selamat membina. #kakyatno

Monday, 22 November 2021

Menajem Resiko " Cukupkah "


Untuk Kegiatan Alam Terbuka  Manajemen Risiko Saja Tidak Cukup




Oleh Suyatno

Pembina Gugusdepan


Untuk hasil terbaik, yakni meningkatnya kreativitas, percaya diri, dan kebahagiaan diri dari pengalaman kegiatan alam terbuka, manajemen risiko saja tidak cukup. Manajemen risiko hanya membentengi agar aman dan selamat akan, saat, dan setelah kegiatan. Jika hanya konsentrasi di manajemen risiko, seseorang akan mendapatkan rasa was-was, khawatir, dan hanya cari amannya saja. Manajemen risiko tugasnya memberikan asuransi keselamatan semata. Lama-kelamaan zona aman menjadi pembiasaan. Pada akhirnya, kreativitas dan inovasi yang bersandar pada keberanian menemukan jalan buntu. 


Ada tiga manajemen lagi yang diperlukan dalam kegiatan alam terbuka. Ketiga manajemen itu adalah manajemen dampak, manajemen interpersonal, dan manajemen antarpersonal. Ketiga manajemen itu terhubung dan tersambung dengan manajemen risiko. 


Manajemen dampak terkait dengan hasil yang akan diperoleh dari kegiatan alam terbuka itu. Jika hasilnya kabur, tidak jelas,  dan hanya memeroleh capek saja, percuma saja kegiatan alam terbuka. Manajemen dampak bersinggungan dengan tujuan yang dicapai dan dampak positif setelah tujuan itu diraih. Contohnya, sebelum kegiatan alam terbuka, peserta didik ragu-ragu dan takut. Namun, setelah mengikuti kegiatan alam terbuka peserta didik menjadi tegas dan berani. Oleh karena itu, pembina perlu mengkalkulasi tujuan kegiatan. Tujuan perlu dianalisis sampai pada penentuan komponen yang diperlukan dalam rangka pencapaiannya. Manajemen dampak perlu dilakukan dengan sempurna.


Manajemen interpersonal terkait dengan skill atau kecakapan individu di alam terbuka. Manajemen interpersonal diawali dari need asesment peserta didik. Seberapa mampu berjalan, berkegiatan tali dan alat lain, mendaki, meloncat, memanjat, dan sebagainya sesuai dengan hasil survei. Kecakapan peserta didik perlu dilatihkan dan dirutinkan sebelum di alam terbuka. Jadi, tidak boleh tanpa persiapan, peserta didik diajak langsung ke alam terbuka semisal hutan atau gunung. Manajemen interpersonal dijalani oleh pembina dan peserta didik secara simultan dan kuat.


Terakhir, manajemen antarpersonal perlu dikuatkan agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan tepat dan benar. Sedikit saja seseorang salah berkomunikasi di hutan tentu akan berakibat fatal. Apalagi, di alam terbuka diperlukan berkelompok untuk memudahkan dan melancarkan. Ilmu komunikasi perlu didalami mereka agar terjadi kebersamaan saat di alam tetbuka. Saling menerima, memberi, dan menyadari memberikan bumbu keberhasilan.


Nah, manajemen risiko saja tidak cukup, bukan? Marilah mendidik anak melalui media alam terbuka dengan empat manajemen risiko. Jika hanya manajemen risiko saja yang digarap hasilnya akan landai saja.

#kakyatno

Friday, 19 November 2021

BIVAK


Bivak (Bahasa Perancis : Bivouac) adalah tempat berlindung sementara (darurat) di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binstang buas dan angin.

Mendirikan BIVAK adalah teknik penting yang harus dikuasai jika hendak berkemah.

BIVAK merupakan salah satu kemampuan wajib survival di alam bebas.

SURVIVAL adalah kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dalam keadaan yang kurang menguntungkan di sekelilingnya.

Timbulnya kebutuhan SURVIVAL karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi.


Yang dimaksud dengan BIVAK :

Adalah tempat berlindung sementara (darurat) di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas dan angin.


Fungsi BIVAK :

Untuk berlindung.


Alat dan bahan pembuatan BIVAK :

1. Bahan Alam :

     Seperti pepohonan (dahan, ranting, daun2)

      batu-batu, gua dan sebagainya.

2. Bahan yang sudah jadi :

     seperti Jas hujan, ponco, flysheet atau  

     parasut.


                                 (Sumber : Goggle)

Thursday, 18 November 2021

SANG GARUDA


Sang Garuda, Pengobar Semangat Juang Bangsa.

Sutomo atau mungkin lebih kita kenal dengan Bung Tomo merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional yang pertama muncul dibenak kita saat membahas tentang hari pahlawan yang juga bertepatan dengan hari ini. Dimana dalam pertempuran 10 November 1945 lalu, orasi-orasi beliaulah yang membakar semangat juang arek-arek Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


Namun mungkin tak banyak yang tahu bahwa Bung Tomo pernah "ditempa" pada kawah candradimuka kepanduan ketika beliau masih muda, tepatnya saat beliau berusia 14 tahun dimana beliau bergabung sebagai anggota KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Nama beliau pun mulai dikenal oleh publik ketika Bung Tomo menjadi orang ke-2 dari seluruh penjuru Hindia Belanda yang berhasil mendapatkan gelar Pandu Garuda (atau Pandu Kelas 1) ketika beliau berusia 17 tahun.


Saat Bung Tomo beranjak dewasa, beliau mengambil profesi sebagai seorang jurnalis dan sempat bergabung dengan sejumlah kelompok politik & sosial. Pada tahun 1944 beliau terpilih menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang di sponsori pemerintah Jepang, namun hampir tak ada seorang pun yang "mengenal" beliau kala itu.


Tapi semua itu berubah ketika pada bulan Oktober hingga November 1945, berkat orasi-orasi beliau melalui Radio Pemberontakan yang terletak di Jalan Mawar, Surabaya. Berawal dari peristiwa di Hotel Yamato pada tanggal 30 September yang membuat rakyat marah, selama sebulan lebih beliau berorasi dan menyulut semangat juang rakyat Surabaya kala itu. Tiap pukul setengah enam sore, rakyat berkumpul untuk mendengarkan orasi yang beliau kumandangkan lewat radio, bahkan dikatakan juga banyak orang yang memasang pengeras suara di tiang-tiang tinggi hingga orasi beliau menggelar di seluruh Surabaya.


Semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme yang beliau dapat dari pandu inilah yang ingin beliau sampaikan kepada rakyat dan pejuang Surabaya kala itu. Semangat yang tetap beliau emban hingga dewasa dalam kehidupan sehari-hari beliau. Pada buku "Sulistiana Sutomo, Bung Tomo Suamiku: Biar Rakyat yang Menilai Kepahlawananmu" salah satu kata "Mas Tom" yang teringat oleh ibu Sulistiana istri dari Bung Tomo adalah: "Kalau kamu hidup pada zaman Belanda, sebelum diambil menantu pasti ibuku akan bertanya, apakah kau bisa masak. Sini, kamu kuajari masak. Aku ini jago masak. Waktu kepanduan harus diuji masak." 

"Betul, percayalah. Aku ini seorang pandu sejati."


Dikutip dari berbagai sumber

Dok. Oleh majalah Femina tahun 1995

Monday, 13 September 2021

Panggil Aku "Kakak"


Pramuka sy temui menganggap sebutan sesama anggota GP adalah Hal biasa . Ada yg memanggil dengan sebutan " Anda " atau Dinda bahkan terkadang " Kanda " memang kalau dilihat secara bahasa umum tidak masalah sebutan kanda / Dinda itu akan tetapi, ketika posisi orang itu sebagai anggota Gerakan Pramuka dan pada saat ia berkegiatan dilingkungan Pramuka sdh tentu ia mentaati peraturan Hukum yang ada di GP tujuanya adalah pertama, memanggil sebutan sesama anggota GP adalah sebagai perwujudan ketaatan Pramuka itu terhadap sistem pendidikan kepramukaan melalai amanah Pasal 4 Undang Undang No 12 Tahun 2010 GP Bahwa tujuan GP selain pendidikan " karakter " juga membangun pendidikan norma Hukum yg lazimnya kita sebut dgn istilah peraturan Hukum yang telah dipaparkan dalam kalimat tujuan  GP yaitu salah satunya " Taat Hukum " artinya dimanapun posisi anggota GP baik ketika berkegiatan pramuka maupun tdk berkegiatan pramuka wajib mentaati Hukum yang berlaku di Negara RI ini terutama Hukum yang diatur dalam UUGP itu sendiri. Kedua, mewujudkan penerapan nilai nilai kode kehormatan yang ada didalam GP . Karna panggilan sesama anggota GP mempunyai arti Kiasan Dasar tersendiri dalam hubungan antar anggota Dewasa dgn anggota Muda lainya contohnya,  panggilan antara pramuka siaga dengan pembina Dewasanya adalah " Yanda / Bunda  "  ada makna kiasan dasar nya dimna Yanda / bunda dianggap sebagai sebutan bagi pembina Dewasa  selaku orang tua anak siaga digudep mereka. Atas dasar inilah pramuka siaga belajar menghormati orang tua yg merupakan induk tempat mereka berbakti sebagai seorang anak dalam hubungan keluarga antara orang tua dan anak layaknya seperti anak anak siaga berada dirumah mereka bersama orang tua kandung mereka dirumah Berdasarkan model sistem among " ing ngarsa sun tuloda " didepan memberi teladan. Seorang pembina selaku org tua pesdik pramuka siaga memberi teladan prilaku yg positif ke pramuka siaga dan mereka meniru prilaku positif dari pembinanya .  Sistem ini terus berlanjut sesuai tupoksi penerapanya disetiap Jenjang tingkatannya berlanjut ke Penggalang 11 - 15 Thn, penegak 16 - 20 Thn, dan berakhir proses pendidikan ini sebagai bagian dari proses pendidikan sepanjang hayat diumur 21 - 25 Thn.lalu penerapannya matangnya masuk ketika si pramuka masuk usia diatas 25 thn yg berperan sebagai anggota Dewasa. Pengaturan panggilan sesama anggota GP diatur lebih lanjut dalam KN / 231 / 2007 / Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gudep adalah sebagai berikut : 
1. Sebutan  pembina / pembantu pembina umur diatas 25 thn  / sdh menikah adalah siaga memanggilnya dgn sebutan " Yanda / Bunda dan pakcik / Bucik bagi pembantu pembinanya. Dan pembina / pembantu pembina memanggil siaga dgn sebutan " Adik "
2. Kakak disingkat  " Kak " sebutan bagi pembina / pembantu pembina  dan " adik " bagi pramuka penggalang. 
3. Kakak disingkat  " kak " untuk pembina penegak dan pandega
Oleh :  Jumadil SH. Asisten adv. Sulaiman SH.MH  
Wa 081338514244

Thursday, 19 August 2021

Pemandangan

 


Membuat panorma atau sketsa pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) yang harus dikuasai pramuka. Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangan kerap kali menjadi materi dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi, menaksir lebar sungai, peta pita, dan peta lapangan.Panorama adalah membuat gambar suatu pemandangan (medan alam) dalam bentuk sketsa (gambar sederhana) yang menunjukkan suatu daerah dengan sudut pandang tertentu. Panorama berguna untuk melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada satu waktu. Sehingga ketika suatu saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat melihat perubahan-perubahan yang terjadi.Namun membuat sketsa pemandangan, panorama, atau peta panorama, berbeda dengan melukis pemandangan pada umumnya. Dalam membuat panorama mempunyai beberapa aturan yang membedakannya dari gambar biasa, baik segi peralatan dan teknik menggambar.


Alat-alat yang harus disediakan antara lain; kertas gambar, pensil (untuk menggambar), penggaris, bolpoint (untuk menulis data-data), kompas, dan alat pembidik. Alat pembidik merupakan alat khusus dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan dua garis bersilangan di tengahnya. Alat pembidik bisa dibuat dengan melubangi karton atau menggunakan bungkus korek api.

Monday, 16 August 2021

Selamat Hari Pramuka ke-60

  


KOMPAS BIDIK DAN CARA PENGGUNAANNYA


Kompas bidik adalah kompas yang berfungsi untuk membidik atau menembak sudut pada alam atau bentangan alam sebenarnya, yang kemudian sudut tersebut dapat di proyeksikan kedalam peta.Cara Menggunakan Kompas Bidik adalah sebagai berikut.


1. Buka tutup kompas dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus


2. Tarik cincin untuk jempol.


3. Masukan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut.


4. Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak, jari-jari lain memegang penutup kompas.


5. Lengan lurus ke depan.


6. Bisa juga meletakan kompas pada tongkat statis.


7. Dekatkan kompas ke depan mata.


8. Untuk mencari tanda/titik yang dijadikan patokan dalam membidik pilih benda yang jauh tetapi jelas terlihat dan tidak terhalang, hasil bidikan angkanya bisa dilihat pada kompas.      


misalnya angka 40 maka di sebut azimut 40°


9. Kemudian bergerak menuju titik yang telah di bidik oleh kompas tadi.


10.  Setelah sampai di titik yang dituju kemudian bidik titik berikutnya, demikian seterusnya secara berulang.1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.


2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.


3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.


4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.


5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.


6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

Azimuth Dan Back Azimuth

Azi dan Back

 Azimuth Dan Back Azimuth


Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), maka harus diusahakan agar lintasan perjalanan berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan tehnik Back Azimuth.


Prinsip Back Azimuth adalah : membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikan kompas ke muka dan ke belakang jarak tertentu.

======>>>>>> 1

======>>>>>> 2

======>>>>>> 3


(rumus untuk menentukan Back azimuth. jika azimuth < 180′ maka back azimuthnya = azimuth + 180′ dan jika azimuth > 180′ maka back azimuthnya = azimuth – 180′. apabila azimuthnya 180′ maka bisa menggunakan kedua rumus itu, karena 0′ = 360′)


Contoh:

1. Berapakah back azimuth dari 45′ ?


· jawab: karena azimuthnya < 180′ maka back azimuth = 45′ + 180′ = 225′


2. Berapakah back azimuth dari 245′ ?


· jawab: karena azimuthnya > 180′ maka back azimuth = 245′ – 180′ = 65′


Langkah-langkah Back Azimuth :

1 . Titik awal dan titik akhir perjalanan di plotkan pada peta, kemudian tariklah garis lurus dan hitung sudut kompas yang menjadi arah perjalanan. Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut kebalikan arah perjalanan ini adalah sudut Back Azimuth.


2 . Perhatikan suatu objek yang menyolok (misalnya pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung dan sebagainya) pada titik awal perjalanan.


3 . Bidikan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita ( sudut kompas), dan tandai dengan salah satu objek yang berada dijalur lintasan yang akan dilalui pada arah itu.


4 . Setelah anda sampai pada objek itu, bidiklah kompas kebelakang (Back Azimuth) untuk memeriksa kembali apakah anda berada pada lintasan yang tepat. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan Back Azimuth yang benar.


5 . Sering kali tidak ada objek yang dapat dijadikan sasaran. Dala

Friday, 6 November 2020

Senior Vs Yunior

 PRAMUKA

SENIORITAS DAN KEGIATAN NYELENEH ?


Selama ini, kata “SENIOR” diartikan sebagai seseorang yang lebih dulu masuk kedalam sebuah instansi ataupun organisasi.

Sementara “JUNIOR” adalah seorang yang masuk belakangan. 

.

DIBEBERAPA gugusdepan penegak dan pandega,Ketika kegiatan seperti jurit malam,atau beberapa kegiatan lain, beberapa penegak / pandega yang lebih dahulu tergabung menyebut diri mereka senior dan para Junior harus menghormati mereka.

.

Bentakan sampai hukuman yang agak berat (fisik) adalah sesuatu yang seakan wajib mereka ( junior ) terima.

Tentu pernah kita dengar aturan seperti :

Pasal 1, senior tidak pernah salah

pasal 2, jika senior salah, maka kembali ke pasal 1.

.

Seharusnya hal seperti ini tidak terjadi dalam PRAMUKA.

Beberapa dialog saya dengan penegak yang melakukan hal serupa,ternyata pihak senior berpendapat bahwa yang sedemikian rupa itu merupakan tes mental,pembentukan karakter dan rasa hormat junior pada mereka, dimana hukuman dan bentakan adalah cara yang paling efektif untuk membuat junior menghormati mereka (senior). 

Pendapat tersebut memang ada benarya, dimana sekarang ini junior bisa bersikap seakan hormat dan sopan terhadap senior.

.

APAKAH BENAR DEMIKIAN ??

Bukankah Rasa hormat itu muncul ketika kita merasa segan?

Dari sini saya berpendapat bahwa,rasa hormat yang didapat dari kasus seperti diatas adalah rasa takut akan hukuman.

Bisakah kita hilangkan kebiasaan ini ?

.

Untuk mendapatkan Rasa hormat dari seseorang, maka kita harus memiliki kelebihan, kebijaksanaan.

Rasa hormat tidak dibentuk dari bentakan dan hukuman.

Rasa hormat didapat karena kebijaksanaan, kemampuan, profesional,wibawa.

.

Jika hukuman disebabkan karena kesalahan,boleh boleh saja.

Tapi jangan sampai menyakiti dan membuat yang dihukum jatuh sakit.

.

Pesan moral :

Pramuka melatih disiplin, tapi Pramuka bukan militer.

kesalahan tetap kesalahan siapapun yang salah harus bersedia mengakui kesalahannya.tidak peduli senior, junior, maupun pembina.

Kegiatan Pramuka harusnya menyenangkan tidak penuh dengan amarah,bentakan,dan hukuman.

Mental yang kuat bisa dibangun dengan motivasi dan dengan meningkatkan rasa percaya diri peserta didik.

senioritas tidak ada dalam kamus Pramuka. Yang ada adalah hubungan seperti kakak beradik, saling mengingatkan, berbagi ilmu dan pengalaman

.

beberapa waktu yang lalu tersebar berita beberapa anak Pramuka memakan makanan yang ditaruh diatas tanah berumput tanpa wadah.

Hal ini salah.

Pramuka cinta alam, tapi bukan seperti itu, kebersihan, kesehatan tetap harus di perhatikan.

Kegiatan menantang dan mengandung pendidikan. Jadi, kegiatan Pramuka meski diadakan di alam terbuka tapi resiko harus diperhatikan dengan matang.

Kegiatan yang bermanfaat adalah yang utama.jadi, sebagai Pramuka yang cerdas kita harus pintar pintar membuat dan mengolah kegiatan.

Bukan hanya sekedar suka - suka atau asal asalan.

Disinilah peran pembina yang berkompeten sangat di butuhkan,saatnya kembali pada kegiatan Pramuka yang benar.

Sehingga tidak ada lagi orang yang berkata bahwa Pramuka kegiatan sia - sia, tidak jelas /nyeleneh,dan tidak bermanfaat.


FD_Rajomudo Ci@mis-Jabar

Tuesday, 3 November 2020

SUDAH BENARKAH BANTRARANYA !

 TKU BANTARA itu tanpa garis pinggir !


ARTI BANTARA 


Bantara

Penegak Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat Kecakapan Umum pertama dalam satuan Pramuka Penegak sebelum Penegak Laksana. Golongan Pramuka Penegak yang belum menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara belum dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut sebagai “Tamu Ambalan”, atau “Tamu Penegak”.


Dari segi Bahasa, Bantara berasal dari bahasa Sansakerta yang artinya adalah Pengawal atau Ajudan.

Pengawal bisa di artikan sebagai:

1. Seseorang yang tugasnya Mengawal dan menjaga tegaknya Pancasila, Trisatya, dan Dasadarma.

2. Seseorang yang bertugas layaknya Prajurit.

2. Pengawal mulanya dalam satuan Penegak sebelum Laksana.

3. Pengawal terhadap Pembangunan yang telah, sedang, dan atau akan dilaksanakan.


Arti dari Tanda Penegak Bantara


    Warna Hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Warna Hijau juga melambangkan diri yang berkembang dan selalu tumbuh untuk mencari tau banyak hal yang akan membuat Dirinya dan Negaranya maju.


2. Dua tunas Kelapa melambangkan keseimbangan Pramuka Putra dan Putri. Yang di maksud bukan seimbang jumlahnya, tapi seimbang kemampuan dan bakatnya, sehingga masing-masing Tunas itu tumbuh subur tegak di Bumi Pertiwi.

3. Bintang Melambangkan seorang penegak BANTARA harus bertakwa kepada Tuhan YME. Karena takwa adalah salah satu jalan menuju kebahagiaan.

4. Warna kuning melambangkan keluhuran dan kejayaan pramuka.

Monday, 10 August 2020

Timbangan Emas

TIMBANGAN EMAS TIDAK LEBIH BERHARGA DARI EMAS NYA

Dalam sebuah diskusi, seorang murid bertanya kepada guru nya, 


Murid : "jika memang benar para guru adalah orang orang pintar!, mengapa bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia,  pengusaha sukses, dan orang orang kaya raya itu? 


Gurunya tersenyum bijaksana, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia masuk ke ruangan nya, dan keluar kembali dengan membawa sebuah timbangan. 


Ia meletakkan timbangan tersebut diatas meja, dan  berkata : " Anakku, ini adalah sebuah timbangan, yang biasa digunakan untuk mengukur berat emas dengan kapasitas hingga 5000 gram". 


"Berapa harga emas seberat itu? "


Murid mengernyitkan keningnya, menghitung dengan kalkulator dan kemudian ia mejawab, 


"Jika harga satu gram emas adalah 800 ribu rupiah, maka 5000 gram akan setara dengan 4 milyard rupiah". 


Guru : " Baik lah anakku, sekarang coba bayangkan seandainya ada seseorang yang datang kepada mu membawa timbangan ini dan ingin menjual nya seharga itu, adakah yang bersedia membeli nya? "


Murid terdiam sejenak!, merasa mulai mendapatkan sedikit pencerahan dari sang guru, lalu ia berkata : "timbangan emas tidak lebih berharga dari emas nya!, saya bisa mendapatkan timbangan ini dengan harga dibawah dua juta rupiah!, mengapa harus membayar sampai 4 milyar? " 


Guru menjawab : " Nah, anakku, kini kau sudah mendapatkan pelajaran, bahwa kalian para murid, adalah seperti emas, dan kami adalah timbangan akan bobot prestasi mu, kalian lah yang seharusnya menjadi perhiasan dunia ini, dan biarkan kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar pengetahuan mu. "


"Jika ada seseorang datang kepada mu membawa sebongkah berlian ditangan kanan nya dan se ember keringat di tangan kirinya, kemudian ia berkata : "ditangan kiri ku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada ditangan kanan ku ini,  tanpa keringat ini, tidak akan ada berlian, maka beli lah keringat ini dengan harga yang sama dengan harga berlian"


"Apakah ada yang mau membeli keringat nya? "


"Tentu tidak." 


"Orang hanya akan membeli berlian nya dan mengabaikan keringat nya. 

Biarlah kami, para guru menjadi keringat itu, dan kalian lah yang seharusnya menjadi berlian nya. "


Sang murid menangis, ia memeluk guru nya dan berkata : "wahai guru, betapa mulia hati kalian, dan betapa ikhlas nya, kami tidak akan bisa melupakan kalian, karena dalam setiap kepintaran kami, setiap kilau permata kami, ada tetes keringat mu... 


Guru berkata : " Biarlah keringat itu menguap, menuju alam hakiki disisi ilahi rabbi, karena hakikat akhirat lebih mulia dari segala pernak pernik dunia ini, mohon jangan lupakan nama kami dalam doa doa kalian. "

Monday, 15 June 2020

PEMBINA

*MELATIH DAN MEMBINA*
Oleh ;Suyatno
Waka Binawasa Kwarnas

Apakah perbedaan melatih dan membina? Itu dua kata kerja yang pasti memunyai perbedaan. Perbedaannya ditandai oleh dua kata yang berbeda, yakni _latih_ dan _bina_. _Latih_ berarti terus-menerus sampai menjadi biasa. _Bina_ berarti mengembangkan yang sudah ada menjadi lebih baik. 

Melatih berarti proses terus-menerus hal tertentu sampai menjadi pembiasaan dan pemahiran. Hasil dari melatih adalah kemahiran dalam bidang yang dilatihkan. Oleh karena itu, dalam kepramukaan, ada istilah pembina mahir, yang artinya sosok yang memunyai pembiasaan sampai mahir. Sosok tersebut menggunakan kemahirannya untuk membina peserta didik.

Membina berarti proses mengembangkan potensi menjadi lebih baik secara kodrati dan alamiah. Materi yang disajikan dalam membina dibungkus dengan kemahiran tertentu agar terjadi peningkatan. 

Jadi, melatih dan membina memunyai perbedaan makna dan tindakan. Melatih adalah tugas pelatih. Membina itu tugas pembina. Bukan berarti pelatih tidak boleh membina dan pembina bukan berarti tidak boleh melatih. Pelatih melakukan tindakan membina jika bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta pelatihan. Pembina menerapkan tindakan melatih jika membiasakan peserta didik untuk kemahiran tertentu.

Tugas pembina pramuka adalah mengembangkan potensi peserta didik berupa SKESOSIF. Proses pengembangannya menggunakan strategi, metode, teknik, dan media. Jadi, berkemah itu hanyalah media bukan tujuan. Penjelajahan itu teknik kepramukaan dan bukan tujuan. Tujuan membina adalah agar SKESOSIF anak tumbuh dan berkembang dalam muara karakter, kebangsaan, dan kecakapan hidup.

Tugas pelatih itu membiasakan pembina agar terampil dan mahir menggunakan strategi, metode, teknik, dan media. Cara-cara praktis dibiasakan melalui pelatihan dan pertemuan antarpembina. Jadi, pelatih itu membiasakan agar seseorang menjadi terampil dan mahir membina.

Pelatih dalam melatih menggunakan basis andragogi, yakni konsep pembelajaran untuk orang dewasa  Pembina menggunakan pedagogi dalam membina. Pelatih dan pembina adalah wujud simbiosis mutualis. Mutu pembina berasal dari mutu pelatih. Oleh karena itu, sangat afdol jika pelatih pernah atau juga menjadi pembina. Dengan begitu, pelatih memunyai kejiwaan membina. 

Pembina itu sosok yang berada di tengah anak-anak. Dia harus penuh dengan kegembiraan, keakraban, dan menyatu dengan adik-adiknya. Begitu pula, pelatih harus berada di tengah-tengah para pembina. Selamat melatih dan membina #kakyatno

Tuesday, 28 April 2020

Sudut Pandang

"CUCIAN TETANGGA....."

Sepasang Suami Istri muda menempati Rumah di sebuah Kompleks Perumahan.

Suatu Pagi sambil sarapan, si Istri menatap keluar melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju.

Lalu si istri berkata kepada suaminya :
"lihat Pa.., cuciannya kelihatan kurang bersih ya;
sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."

Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci bajunya.

Seminggu berlalu...............

Dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang.

Lalu si istri berkata kepada suaminya :
"Lihat Pa...., sepertinya dia telah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar.
Pagi ini cuciannya sudah bersih; mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih".

Lalu si suami berkata :
"Ma..........................Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita".

Si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban suaminya.
Dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci baju, padahal kaca jendelanya yang kotor.

Begitulah kehidupan......,

Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan Pikiran kita;lewat jendela mana kita memandangnya.
Jika kaca jendela yang kita pakai kotor, sudah pasti apa yang kita lihat didepan akan kotor juga.

Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.
Jika Pikiran kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.
Jika Perkataan kita bersih, maka bersih pula PERBUATAN kita.

Hati, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan kita Mencerminkan Hidup kita.

Itulah sebabnya orang tua kita selalu Berpesan :
" Jaga Hati, Pikiran, Perkataan dan Perbuatan"

Yaahh........................
Selayaknya kita menjaga itu; sebab seburuk apapun baju yang kita pakai tidak akan melukai orang lain.
Tapi Lidah dan sudut pandang yang kotor dapat melukai bahkan menghancurkan orang lain !!

Lalu..........,
apakah kaca jendela kita sudah bersih hari ini??

Semoga illustrasi ini bermanfaat. Terlebih kadang kita menganggap diri kita selalu lebih baik dari orang lain.

Semangattt....Yakini setiap hari adalah hari terbaik....😊

#motifasisendiri

Vidio Terbaru