Sang Garuda, Pengobar Semangat Juang Bangsa.
Sutomo atau mungkin lebih kita kenal dengan Bung Tomo merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional yang pertama muncul dibenak kita saat membahas tentang hari pahlawan yang juga bertepatan dengan hari ini. Dimana dalam pertempuran 10 November 1945 lalu, orasi-orasi beliaulah yang membakar semangat juang arek-arek Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Namun mungkin tak banyak yang tahu bahwa Bung Tomo pernah "ditempa" pada kawah candradimuka kepanduan ketika beliau masih muda, tepatnya saat beliau berusia 14 tahun dimana beliau bergabung sebagai anggota KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Nama beliau pun mulai dikenal oleh publik ketika Bung Tomo menjadi orang ke-2 dari seluruh penjuru Hindia Belanda yang berhasil mendapatkan gelar Pandu Garuda (atau Pandu Kelas 1) ketika beliau berusia 17 tahun.
Saat Bung Tomo beranjak dewasa, beliau mengambil profesi sebagai seorang jurnalis dan sempat bergabung dengan sejumlah kelompok politik & sosial. Pada tahun 1944 beliau terpilih menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang di sponsori pemerintah Jepang, namun hampir tak ada seorang pun yang "mengenal" beliau kala itu.
Tapi semua itu berubah ketika pada bulan Oktober hingga November 1945, berkat orasi-orasi beliau melalui Radio Pemberontakan yang terletak di Jalan Mawar, Surabaya. Berawal dari peristiwa di Hotel Yamato pada tanggal 30 September yang membuat rakyat marah, selama sebulan lebih beliau berorasi dan menyulut semangat juang rakyat Surabaya kala itu. Tiap pukul setengah enam sore, rakyat berkumpul untuk mendengarkan orasi yang beliau kumandangkan lewat radio, bahkan dikatakan juga banyak orang yang memasang pengeras suara di tiang-tiang tinggi hingga orasi beliau menggelar di seluruh Surabaya.
Semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme yang beliau dapat dari pandu inilah yang ingin beliau sampaikan kepada rakyat dan pejuang Surabaya kala itu. Semangat yang tetap beliau emban hingga dewasa dalam kehidupan sehari-hari beliau. Pada buku "Sulistiana Sutomo, Bung Tomo Suamiku: Biar Rakyat yang Menilai Kepahlawananmu" salah satu kata "Mas Tom" yang teringat oleh ibu Sulistiana istri dari Bung Tomo adalah: "Kalau kamu hidup pada zaman Belanda, sebelum diambil menantu pasti ibuku akan bertanya, apakah kau bisa masak. Sini, kamu kuajari masak. Aku ini jago masak. Waktu kepanduan harus diuji masak."
"Betul, percayalah. Aku ini seorang pandu sejati."
Dikutip dari berbagai sumber
Dok. Oleh majalah Femina tahun 1995
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih