Thursday, 26 December 2024

Asli atau Naturalisasi

Pramuka Asli atau Naturalisasi, Uji Karakter Lewat Kritik! 

RumahKepanduan.id - "Jangan ngaku Pramuka sejati kalau tak berani mengkritik dan menerima kritik." 

Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Presiden Rumah Kepanduan, Mohamad Arif Fajartono, Sabtu (4/1/2025) di Markaz Rumah Kepanduan.  

Gerakan Pramuka tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan yang kokoh. 

Salah satu ujian nyata terdapat dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak. Pada SKU Bantara poin 2, anggota dituntut mampu memberikan kritik kepada teman-temannya, sedangkan di tingkat Laksana pada poin yang sama, mereka harus berani menerima kritik.  

"Pengurus organisasi yang anti-kritik perlu dipertanyakan status kepramukaannya. Jangan-jangan ia naturalisasi, bukan Pramuka asli," tegas Arif. 

Menurutnya, keberanian untuk mengkritik dan menerima kritik bukan hanya soal teknis, tetapi menunjukkan karakter kepemimpinan sejati yang diasah melalui latihan Pramuka yang konsisten.  

Ia mengajak semua pihak untuk kembali ke nilai-nilai fundamental Gerakan Pramuka. Dengan tekun menjalani SKU, Pramuka sejati akan lahir sebagai pemimpin berintegritas yang siap menghadapi tantangan.  

Apakah kita sudah menjadi Pramuka sejati atau hanya sekadar 'naturalisasi'? Cerminkan jawabannya dalam keberanianmu menghadapi kritik!

Friday, 1 November 2024

KATA HIKMAH BADEN POWELL

 KATA HIKMAH BADEN POWELL

 

1.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Yang perlu diperhatikan bahwa anak bukanlah selembar cek kosong untuk diisi dengan keinginan orang dewasa" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

2.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Pembina pramuka itu tidak bisa membuat suatu tanaman tumbuh ke atas dengan nanya menarik batangnya" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

3.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Metode kita cenderung mendidik daripada memberikan instruksi dengan melalui permainan-permainan, kegiatan-kegiatan yang menarik, tetapi benar-benar membina moral, mental dan fisik (Our method of training is to educate from  within rather than to instruct from without; to offer games and activities which, while attractive to the boy, will seriously educate him morally, mentally, and physically). ---dari Foot Step of The Founder, 1984).

 

4.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagaimana menjadi  Pembina yang baik juga diungkapkan oleh BP sebagai berikut ,(1) Pembina itu orang memiliki jiwa dan semangat  muda, oleh karena itu ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam  pikiran peserta didik.  (2) Pembina itu mengerti dan menyadari  kebutuhan  peserta didik.  Ia harus mengerti pula pAndangan serta keinginan peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan pertumbuhan jiwanya.  (3) Pembina dalam melakukan aktivitasnya  dengan lebih memperhatikan  peserta didik secara perorangan/pribadi, daripada secara keseluruhan (massal).  (4) Pembina haruslah dapat mengemb angkan jiwa kesatuan, sehingga setiap  pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya”.

 

5.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu menginginkan variasi, maka  jangan terkejut  jika mereka merasa lelah atau bosan terhadap sesuatu.  Maka persiapkanlah dirimu dari sekarang untuk menghadapi masa yang akan datang” (Headquarters’ Gazette, November 1911).

 

6.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kebiasaan yang jelek itu seperti gigi yang jelek, ia harus dicabut.  Caranya dengan mengisi kekurangannya tidak sekedar dimengerti tetapi digunakan  dalam kehidupan sehari-hari”(Lifes’s  Snags and How to Meet Them – 1927, 49).

 

7.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Usaha menjaga keseimbangan tubuh, berarti berupaya mengembangkan keseimbangan mental (Girl Guiding, 1966,35 reprint of 1938 edition).

 

8.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Sesungguhnya selalu ada sisi yang indah dalam hidup, sungguh pun dalam keadaan  yang tersulit  (What Scout Can Do,  1921, 142).

 

9.            R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Ambisi untuk mengerjakan  sesuatu yang benar adalah ambisi yang bermakna  (Rovering to Success, 1959, 143 reprint 1922 edition).

 

10.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kita melatih dalam suatu pasukan berkuda dimulai dari langkah kuda yang terlambat (Scouting for Boys, 1946, 63).

 

11.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Saya berpendirian bahwa segalanya akan menjadi sesuatu yang baik manakala kita menenggelamkan kepentingan orang dewasa  dan mempersilahkan anak-anak (peserta didik) memimpin dunia sehingga kita memiliki dunia yang menyenangkan  yang penuh dengan kebaikan dan persahabatan” (Paddle Your Own Canoe, 1939 ,63).

 

12.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Seseorang tanpa jiwa kesatriaan bukan manusia. (A man  without chivalry is no man (Rovering to Success 1959, 108 reprint 1922 edition).

 

13.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepribadian suatu  bangsa tidak dapat ditumbuhkan  dengan kekuatan angkatan perang di mana suatu bangsa  merasa lebih superior  dibandingkan dengan bangsa yang lain” (Headquarters’ Gazette, Januari 1914, rep. dari BPO, 43).

 

14.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Membina itu tidak akan mengeluh, merengek, bahkan mengerutkan dahi ketika menemui kesulitan, manakala  kita memiliki kesanggupan untuk menerimanya (Girl Guiding, 1966, 61 reprint of 1938 edition).

 

15.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pandangan/ pendapat umum (common sense), adalah sesuatu yang paling berguna dan bernilai  yang telah kamu peroleh dalam kepribadianmu”(Paddle Your  Own Canoe, 1939, 19).

 

16.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  tentang kerjasama, “Ketika Anda bermain sepak bola dan kamu memegang bola tersebut, kamu tahu benar sebagaimana yang aku ketahui, bahwa ini hakmu untuk membawanya cukup lama, dan mungkin ini akan membuatmu sangat menyenangkan sehingga orang dapat melihat bagaimana kamu memainkannya, namun kamu tidak boleh mementingkan diri sendiri dalam permainan, dan kamu harus bekerja sebaik mungkin dan segera mengoperkan ke te man yang lain. Ini adalah cara yang bagus ketika itu terjadi denganmu. Jangan bekerja untuk diri sendiri, tetapi bagilah dengan yang lain – sampaikan kepada mereka.”  When you are playing  football and you get  possession  of the ball, you know as well as I do that it is your business to stick to it too long, although it may be great fun for you  to see how long  you can play it; you must not  play a selfish game, but must do your best  with it and  quickly pass it on to one of your side.  So it  is with any other  good thing when it comes  your way.  Don’t keep  it to yourself, but share it with others – “pass it on” to them” (Yarns for Boy Scouts, 1909, 180).

 

17.        R.S.S. Baden Powell, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Jika dalam kepramukaan itu kehilangan tawanya, maka akan kehilangan daya tariknya untuk sukses.” (If Scouting lost its laughter it would lose its appeal and success).

 

18.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Keyakinan saya adalah bahwa kita ditempatkan di dunia yang penuh keajaiban dan keindahan ini, dengan kemampuan khusus untuk menghargai mereka, dalam beberapa hal kita bisa bersenang-senang, bergandeng tangan untuk mengembangkan mereka, dan membantu orang lain, bukan melampaui batas mereka dan melalui itu semua kita menikmati hidup menuju bahagia".“My believe is that we were put in this world of  wonders and beauty with a special ability to appreciate them, in some cases to have the fun of taking a hand in developing them, and also in being able to help other people instead of overreaching them and, through it all to enjoy life – That is to be happy.“

 

19.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Dayung sampanmu, engkau memulai pelayaran petualangan dari alur masa kanak-kanak, ke sebuah sungai panjang masa remaja,  melintasi laut kedewasaan ke pelabuhan yang ingin engkau jangkau."  (Paddle to your own canoe, you are starting out of your adventurous voyage from the stream of childhood, a long the river of adolescence, out a cross the ocean of manhood to the port you want to reach” - Rovering to success).

 

20.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anda akan bertemu dengan kesulitan dan bahaya, gelombang dan badai di jalan, namun tanpa petualangan kehidupan akan kusam, dengan hati-hati mengemudikan di atas papan layar, dengan kesungguhan yang menggembirakan, tidak ada alasan mengapa perjalanan Anda tidak menjadi lengkap dan sukses, tidak peduli seberapa kecil arus dari mana Anda mulai berangkat.” (You will meet with difficulties and dangers, waves and storms on the way, but without adventure life would be deadly dull, with careful piloting, above-board sailing, and cherry persistence, there is no reason why your voyage should not be a complete success, no matter how small the streams in which you make your start - Rovering to success).

 

21.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  ”Kepramukan adalah suatu obat yang terdiri dari berbagai ramuan dan jika tidak diaduk dengan ukuran yang tepat sesuai resep, penggunanya tidak perlu menyalahkan dokternya jika pengaruhnya terhadap pasien tidak memuaskan.” (Scouting is a medecine composed of various ingredients and, unless they are mixed in their proper proportions according to the prescription, the user must not blame the doctor if the effect on the patient are unsatisfactory” (Jamboree, 1922).

 

22.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu tidak dituntun oleh kata jangan tetapi dituntun oleh kata lakukan. Darma disiapkan sebagai pemandu tindakan bukan sebagai hukuman atas kesalahan.” (The boy is not governed by don’t, but let on by do. The scout law is devised as a guide to his actions, rather than as repressive of his faults” (Aids to Scoutmastership).

 

23.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pendidikan diri itu, anak belajar dari dirinya sendiri, anak akan tetap dibimbing oleh dirinya yang akan menuntun hidupnya kelak, yang akan melebihi sesuatu yang dipaksakan melalui pengajaran guru.” (Self-education, that is, what a boy learn from himself, is what is going to stick by him and guide him later on in life, far more than anything that is imposed upon him through instruction by a teacher - Scouting for Boys).

 

24.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),“Orang yang buta terhadap keindahan alam akan kehilangan separuh kenikmatan yang ada di dalam hidupnya.” (The man who is blind to the beauties of nature has missed half the pleasure of life).

 

25.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagi orang yang memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar maka hutan adalah laboratorium, sekaligus klub dan tempat ibadah.” (For those who have eyes to see and ears to hear, the forest is at once a laboratory, a club and a temple).

 

26.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Allah telah memberi kita dunia untuk hidup yang penuh keindahan dan keajaiban dan Allah telah memberi tidak hanya sekedar mata untuk melihat mereka, tetapi juga pikiran untuk memahami mereka, jika kita hanya memiliki rasa untuk melihat mereka dalam cahaya tersebut".“God has given us a world to live in that is full of beauties and wonders and he has given us not only the eyes to see them, but minds to understand them, if we only have the sense to look at them in that light”.    

 

27.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bangkitlah, bekerjalah! Kamu hanya punya waktu satu hari untuk hidup, maka buatlah yang terbaik setiap menitnya.” (Wake up! Get busy! You have only the one life-day to live, so make the best of every minute of it - Rovering to success).

 

28.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Teruslah mendayung, karena gelombang-gelombang yang kamu temukan di 100 yard terakhir, sama berbahayanya dengan yang telah kamu lampaui 4 mil yang lalu (Rovering to success).

 

29.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Tak ada manusia yang disebut terdidik bila tidak memiliki kemauan dan keinginan untuk berkemampuan terlatih yang baik, untuk mengerjakan bagiannya dari pekerjaan dunia.” (No man can be called educated who has not a willingness and a desire, as well as a trained ability, to do his part in the world’s work ).

 

30.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Kebahagiaan itu bisa terjadi pada orang kaya, maupun orang yang miskin” (Rovering to Success).

 

31.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Lebih baik melihat sesuatu itu dari sisi baiknya dari pada dari sisi buruknya". (Pesan terakhir Baden Powell).

 

32.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Cara yang benar dalam memperoleh kebahagiaan ialah dengan membahagiakan orang lain". (Pesan terakhir Baden powell).

 

33.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah dengan membuat dirimu sehat dan kuat, lahir maupun batin sejak kamu masih kanak-kanak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika kamu kelak telah dewasa". (Pesan terakhir Baden powell).

 

34.        R.S.S. BADEN POWELL,  (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepercayaan harus menjadi dasar untuk semua latihan moral kita”. (Trust should be the basis for all our moral training).

 

35.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Kesetiaan itu adalah ciri karakter anak yang memberikan inspirasi harapan tak terbatas”. (Loyalty is a feature in a boy’s character that inspires boundless hope).

 

 

 

36.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Yang perlu diperhatikan, bahwa anak bukanlah selembar cek kosong untuk diisi dengan keinginan orang dewasa" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

37.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Pembina pramuka itu tidak bisa membuat suatu tanaman tumbuh ke atas dengan nanya menarik batangnya" (Aids to Scout Mastership,Kepramukaan dalam Praktek).

 

38.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Metode kita cenderung mendidik daripada memberikan instruksi dengan melalui permainan-permainan, kegiatan-kegiatan yang menarik, tetapi benar-benar membina moral, mental dan fisik (Our method of training is to educate from  within rather than to instruct from without; to offer games and activities which, while attractive to the boy, will seriously educate him morally, mentally, and physically). ---dari Foot Step of The Founder, 1984).

 

39.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagaimana menjadi  Pembina yang baik juga diungkapkan oleh BP sebagai berikut ,(1) Pembina itu orang memiliki jiwa dan semangat  muda, oleh karena itu ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam  pikiran peserta didik.  (2) Pembina itu mengerti dan menyadari  kebutuhan  peserta didik.  Ia harus mengerti pula pAndangan serta keinginan peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan pertumbuhan jiwanya.  (3) Pembina dalam melakukan aktivitasnya  dengan lebih memperhatikan  peserta didik secara perorangan/pribadi, daripada secara keseluruhan (massal).  (4) Pembina haruslah dapat mengemb angkan jiwa kesatuan, sehingga setiap  pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya”.

 

40.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu menginginkan variasi, maka  jangan terkejut  jika mereka merasa lelah atau bosan terhadap sesuatu.  Maka persiapkanlah dirimu dari sekarang untuk menghadapi masa yang akan datang” (Headquarters’ Gazette, November 1911).

 

41.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kebiasaan yang jelek itu seperti gigi yang jelek, ia harus dicabut.  Caranya dengan mengisi kekurangannya tidak sekedar dimengerti tetapi digunakan  dalam kehidupan sehari-hari”(Lifes’s  Snags and How to Meet Them – 1927, 49).

 

42.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Usaha menjaga keseimbangan tubuh, berarti berupaya mengembangkan keseimbangan mental (Girl Guiding, 1966,35 reprint of 1938 edition).

 

43.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Sesungguhnya selalu ada sisi yang indah dalam hidup, sungguh pun dalam keadaan  yang tersulit  (What Scout Can Do,  1921, 142).

 

44.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Ambisi untuk mengerjakan  sesuatu yang benar adalah ambisi yang bermakna  (Rovering to Success, 1959, 143 reprint 1922 edition).

 

45.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kita melatih dalam suatu pasukan berkuda dimulai dari langkah kuda yang terlambat (Scouting for Boys, 1946, 63).

 

46.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Saya berpendirian bahwa segalanya akan menjadi sesuatu yang baik manakala kita menenggelamkan kepentingan orang dewasa  dan mempersilahkan anak-anak (peserta didik) memimpin dunia sehingga kita memiliki dunia yang menyenangkan  yang penuh dengan kebaikan dan persahabatan” (Paddle Your Own Canoe, 1939 ,63).

 

47.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Seseorang tanpa jiwa kesatriaan bukan manusia. (A man  without chivalry is no man (Rovering to Success 1959, 108 reprint 1922 edition).

 

48.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepribadian suatu  bangsa tidak dapat ditumbuhkan  dengan kekuatan angkatan perang di mana suatu bangsa  merasa lebih superior  dibandingkan dengan bangsa yang lain” (Headquarters’ Gazette, Januari 1914, rep. dari BPO, 43).

 

49.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Membina itu tidak akan mengeluh, merengek, bahkan mengerutkan dahi ketika menemui kesulitan, manakala  kita memiliki kesanggupan untuk menerimanya (Girl Guiding, 1966, 61 reprint of 1938 edition).

 

50.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pandangan/ pendapat umum (common sense), adalah sesuatu yang paling berguna dan bernilai  yang telah kamu peroleh dalam kepribadianmu”(Paddle Your  Own Canoe, 1939, 19).

 

51.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  tentang kerjasama, “Ketika Anda bermain sepak bola dan kamu memegang bola tersebut, kamu tahu benar sebagaimana yang aku ketahui, bahwa ini hakmu untuk membawanya cukup lama, dan mungkin ini akan membuatmu sangat menyenangkan sehingga orang dapat melihat bagaimana kamu memainkannya, namun kamu tidak boleh mementingkan diri sendiri dalam permainan, dan kamu harus bekerja sebaik mungkin dan segera mengoperkan ke te man yang lain. Ini adalah cara yang bagus ketika itu terjadi denganmu. Jangan bekerja untuk diri sendiri, tetapi bagilah dengan yang lain – sampaikan kepada mereka.”  When you are playing  football and you get  possession  of the ball, you know as well as I do that it is your business to stick to it too long, although it may be great fun for you  to see how long  you can play it; you must not  play a selfish game, but must do your best  with it and  quickly pass it on to one of your side.  So it  is with any other  good thing when it comes  your way.  Don’t keep  it to yourself, but share it with others – “pass it on” to them” (Yarns for Boy Scouts, 1909, 180).

 

52.        R.S.S. Baden Powell, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Jika dalam kepramukaan itu kehilangan tawanya, maka akan kehilangan daya tariknya untuk sukses.” (If Scouting lost its laughter it would lose its appeal and success).

 

53.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Keyakinan saya adalah bahwa kita ditempatkan di dunia yang penuh keajaiban dan keindahan ini, dengan kemampuan khusus untuk menghargai mereka, dalam beberapa hal kita bisa bersenang-senang, bergandeng tangan untuk mengembangkan mereka, dan membantu orang lain, bukan melampaui batas mereka dan melalui itu semua kita menikmati hidup menuju bahagia".“My believe is that we were put in this world of  wonders and beauty with a special ability to appreciate them, in some cases to have the fun of taking a hand in developing them, and also in being able to help other people instead of overreaching them and, through it all to enjoy life – That is to be happy.“

 

54.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Dayung sampanmu, engkau memulai pelayaran petualangan dari alur masa kanak-kanak, ke sebuah sungai panjang masa remaja,  melintasi laut kedewasaan ke pelabuhan yang ingin engkau jangkau."  (Paddle to your own canoe, you are starting out of your adventurous voyage from the stream of childhood, a long the river of adolescence, out a cross the ocean of manhood to the port you want to reach” - Rovering to success).

 

55.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anda akan bertemu dengan kesulitan dan bahaya, gelombang dan badai di jalan, namun tanpa petualangan kehidupan akan kusam, dengan hati-hati mengemudikan di atas papan layar, dengan kesungguhan yang menggembirakan, tidak ada alasan mengapa perjalanan Anda tidak menjadi lengkap dan sukses, tidak peduli seberapa kecil arus dari mana Anda mulai berangkat.” (You will meet with difficulties and dangers, waves and storms on the way, but without adventure life would be deadly dull, with careful piloting, above-board sailing, and cherry persistence, there is no reason why your voyage should not be a complete success, no matter how small the streams in which you make your start - Rovering to success).

 

56.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  ”Kepramukan adalah suatu obat yang terdiri dari berbagai ramuan dan jika tidak diaduk dengan ukuran yang tepat sesuai resep, penggunanya tidak perlu menyalahkan dokternya jika pengaruhnya terhadap pasien tidak memuaskan.” (Scouting is a medecine composed of various ingredients and, unless they are mixed in their proper proportions according to the prescription, the user must not blame the doctor if the effect on the patient are unsatisfactory” (Jamboree, 1922).

 

57.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Anak-anak itu tidak dituntun oleh kata jangan tetapi dituntun oleh kata lakukan. Darma disiapkan sebagai pemandu tindakan bukan sebagai hukuman atas kesalahan.” (The boy is not governed by don’t, but let on by do. The scout law is devised as a guide to his actions, rather than as repressive of his faults” (Aids to Scoutmastership).

 

58.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Pendidikan diri itu, anak belajar dari dirinya sendiri, anak akan tetap dibimbing oleh dirinya yang akan menuntun hidupnya kelak, yang akan melebihi sesuatu yang dipaksakan melalui pengajaran guru.” (Self-education, that is, what a boy learn from himself, is what is going to stick by him and guide him later on in life, far more than anything that is imposed upon him through instruction by a teacher - Scouting for Boys).

 

59.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),“Orang yang buta terhadap keindahan alam akan kehilangan separuh kenikmatan yang ada di dalam hidupnya.” (The man who is blind to the beauties of nature has missed half the pleasure of life).

 

60.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bagi orang yang memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar maka hutan adalah laboratorium, sekaligus klub dan tempat ibadah.” (For those who have eyes to see and ears to hear, the forest is at once a laboratory, a club and a temple).

 

61.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Allah telah memberi kita dunia untuk hidup yang penuh keindahan dan keajaiban dan Allah telah memberi tidak hanya sekedar mata untuk melihat mereka, tetapi juga pikiran untuk memahami mereka, jika kita hanya memiliki rasa untuk melihat mereka dalam cahaya tersebut".“God has given us a world to live in that is full of beauties and wonders and he has given us not only the eyes to see them, but minds to understand them, if we only have the sense to look at them in that light”.    

 

62.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Bangkitlah, bekerjalah! Kamu hanya punya waktu satu hari untuk hidup, maka buatlah yang terbaik setiap menitnya.” (Wake up! Get busy! You have only the one life-day to live, so make the best of every minute of it - Rovering to success).

 

63.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Teruslah mendayung, karena gelombang-gelombang yang kamu temukan di 100 yard terakhir, sama berbahayanya dengan yang telah kamu lampaui 4 mil yang lalu (Rovering to success).

 

64.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Tak ada manusia yang disebut terdidik bila tidak memiliki kemauan dan keinginan untuk berkemampuan terlatih yang baik, untuk mengerjakan bagiannya dari pekerjaan dunia.” (No man can be called educated who has not a willingness and a desire, as well as a trained ability, to do his part in the world’s work ).

 

65.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),   “Kebahagiaan itu bisa terjadi pada orang kaya, maupun orang yang miskin” (Rovering to Success).

 

66.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Lebih baik melihat sesuatu itu dari sisi baiknya dari pada dari sisi buruknya". (Pesan terakhir Baden Powell).

 

67.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Cara yang benar dalam memperoleh kebahagiaan ialah dengan membahagiakan orang lain". (Pesan terakhir Baden powell).

 

68.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  "Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan bagi diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah dengan membuat dirimu sehat dan kuat, lahir maupun batin sejak kamu masih kanak-kanak, sehingga kamu dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika kamu kelak telah dewasa". (Pesan terakhir Baden powell).

 

69.        R.S.S. BADEN POWELL,  (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941),  “Kepercayaan harus menjadi dasar untuk semua latihan moral kita”. (Trust should be the basis for all our moral training).

 

70.        R.S.S. BADEN POWELL, (Bapak pandu dunia, 1857 - 1941), “Kesetiaan itu adalah ciri karakter anak yang memberikan inspirasi harapan tak terbatas”. (Loyalty is a feature in a boy’s character that inspires boundless hope).

Thursday, 26 September 2024

Makna Khusus Angka 14 dalam Gerakan Pramuka

Sejarah Gerakan Pramuka dan Makna Tanggal 14 Agustus

Gerakan Pramuka di Indonesia resmi lahir pada tanggal 14 Agustus 1961. Tanggal ini memiliki makna yang sangat penting bagi seluruh anggota Pramuka di tanah air, karena menjadi tonggak awal berdirinya gerakan kepanduan yang bersifat nasional, menggabungkan berbagai organisasi kepanduan yang ada pada masa itu.

Latar Belakang Sejarah

Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, telah ada berbagai organisasi kepanduan yang tersebar di seluruh nusantara. Namun, setelah kemerdekaan, muncul keinginan untuk menyatukan semua organisasi tersebut di bawah satu naungan agar gerakan kepanduan lebih terkoordinasi dan terarah. Dengan adanya dorongan dari pemerintah dan para tokoh kepanduan, dibentuklah Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan resmi di Indonesia.

Proklamasi Gerakan Pramuka: 14 Agustus 1961

Tanggal 14 Agustus 1961 dipilih sebagai hari resmi kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia oleh Presiden Soekarno. Pada hari ini, Presiden Soekarno menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Ketua Kwartir Nasional yang pertama. Momen ini menandai penyatuan berbagai organisasi kepanduan menjadi satu wadah yang bernama "Gerakan Pramuka."

Sejak saat itu, setiap tanggal 14 Agustus, diperingati sebagai Hari Pramuka. Tanggal ini tidak hanya menjadi simbol kelahiran organisasi, tetapi juga momentum untuk merefleksikan semangat kepramukaan dan nilai-nilai luhur yang dipegang oleh Gerakan Pramuka. Nilai-nilai tersebut meliputi kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, dan pengabdian kepada masyarakat.


Makna Khusus Angka 14 dalam Gerakan Pramuka

Angka 14 dalam sejarah Gerakan Pramuka tidak hanya sekadar angka, tetapi mengandung makna khusus. Angka ini melambangkan:

  1. Awal Kebangkitan Pramuka: Tanggal 14 Agustus menjadi simbol dimulainya era baru gerakan kepanduan di Indonesia, yang berperan dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan.
  2. Persatuan dan Kesatuan: Di tanggal 14, Gerakan Pramuka menjadi pemersatu dari berbagai kelompok kepanduan sebelumnya, yang mencerminkan semangat persatuan di tengah perbedaan.
  3. Dedikasi untuk Generasi Muda: Gerakan Pramuka, yang diresmikan pada tanggal ini, bertujuan untuk membina dan mendidik generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang tangguh, disiplin, dan cinta tanah air.

Peringatan Hari Pramuka

Setiap tahun, Gerakan Pramuka memperingati Hari Pramuka pada tanggal 14 Agustus dengan berbagai kegiatan. Peringatan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi ajang untuk mengukuhkan kembali komitmen Pramuka terhadap nilai-nilai Pancasila, NKRI, dan kemanusiaan.

Kegiatan seperti upacara, bakti sosial, serta kemah akbar sering diadakan untuk memeriahkan peringatan ini. Semua kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial pada setiap anggota Pramuka. Semoga dengan fokus pada angka ini, dan nomor loting yang keluar juga 14 disaat kegiatan nanti akan mencerminkan angka 14 sesuai harapan!

 


 

Thursday, 9 March 2023

SEJARAH 09-03-1961

SEJARAH 09-03-1961


Pada hari Kamis malam, tanggal 9 Maret 1961 terdapat sebuah momen penting yang menjadi titik awal berdirinya organisasi Gerakan Pramuka Indonesia. Yup.. momen ketika Presiden Soekarno mengumpulkan para pimpinan dan tokoh kepanduan di Istana Merdeka dimana kemudian beliau membawakan pidato yang berisikan amanat untuk membubarkan seluruh organisasi kepanduan yang ada lalu meleburnya menjadi satu organisasi yang disebut sebagai Gerakan Pramuka.


Salah satu kutipan kalimat dalam pidato tersebut berbunyi: "... Saya sebagai Presiden, Sebagai Panglima Tertinggi, Sebagai Mandataris, Sebagai Pepeti, Sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai titel itu kepada saya oleh MPRS, memerintahkan sekarang kepada seluruh kepanduan Indonesia, untuk meleburkan diri didalam satu organisasi baru yang bernama PRAMUKA. Dengan saja sendiri sebagai PANDU TERTINGGI atau PRAMUKA TERTINGGI, dengan dibantu oleh Sri Sultan Hamengkubuwono..." Dimana kemudian dalam pidato itu pula, Presiden Soekarno menunjuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. Prijono, Dr. A. Azis Saleh dan Achmadi (yang kemudian ditambah oleh Muljadi Djojo Martono) sebagai "Panitia 5" yang bertugas untuk membentuk Gerakan Pramuka dan merancang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.


Momen penting 9 Maret 1961ini kemudian ditetapkan sebagai "Hari Tunas" oleh Gerakan Pramuka Indonesia untuk menunjukkan bahwa pada moment dan tanggal itulah muncul dan tumbuh sebuah "tunas" yang kemudian tumbuh menjadi sebuah organisasi pemuda dan pendidikan terbesar di Indonesia dengan 24,7 juta lebih anggota yang juga menjadikan Gerakan Pramuka sebagai NSO dengan anggota terbanyak di seluruh dunia.


Selain tanggal 9 Maret yang diperingati sebagai Hari Tunas, Gerakan Pramuka juga memiliki beberapa hari "istimewa" lainnya yang diperingati sebagai momentum penting dalam berdirinya Gerakan Pramuka diantara seperti:

1. 20 Mei 1961, yang diperingati sebagai "Hari Permulaan Tahun Kerja. Saat diterbitkannya Kepres No. 238 Tahun 1961.


2. 30 Juli 1961, sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Dimana kala itu para wakil organisasi kepanduan di Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Dan tentunya;


3. 14 Agustus 1961, ketika penganugerahan Panji-panji Gerakan Pramuka serta pelantikan Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari sekaligus diperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang akhirnya kita peringati bersama sebagai Hari Pramuka.

Selamat Hari Tunas kepada rekan-rekan, kakak dan adik anggota Gerakan Pramuka Indonesia di seluruh penjuru negeri. Dan selamat menjalankan kegiatan Sidang Paripurna Nasional kepada rekan dan kakak-kakak Dewan Kerja dan Kwarda seluruh Indonesia, semoga kegiatan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala..


On frame: Pidato Presiden Soekarno mengenai perubahan nama PANDU menjadi PRAMUKA tahun 1961


SELAMAT HARI TUNAS


TETAPLAH MEMANDU, LAYAKNYA SE ORANG PANDU

⚜🇮🇩


Wednesday, 7 September 2022

Edisi Tahukah Anda ?

 MAKNA SELENDANG MAHIR


Selendang, adalah alat untuk menggendong (mengemban) anak / bayi. Ini bermakna bahwa para pembina mahir yang menggunakan selendang mahir laksana orang yang mengemban tugas suci menyiapkan dan mengantar generasi muda ke arah / tempat / tujuan yang diharapkan.

UKURAN SELENDANG (5 dm x 1945 mm) bermakna bahwa dalam mengemban amanat dimaksud harus senantiasa berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

Warna dasar WULUNG (Ungu) pada selendang melambangkan keuletan, ketekunan, serta disiplin diri. Ini mengandung maksud bahw Pembina Mahir harus ulet, tekun, dan disipkin dalam berkarya / menggeladi generasi.

LIDAH API --sebagai motif selendang-- melambangkan semangat yang tak kunjung padam atas keinginan untuk senantiasa menata diri dalam bingkai Satya dan Darma Pramuka (3 lidah api dan jumlah kelipatan 10 dari obor).

Simbol JANTUNG bermakna bahwa selama jantung masih berdetak di dada, seorang Pembina Mahir harus selalu dan tetap mengabdikan diri dengan moto Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa Laksana.

Senjata / Keris mengandung makna bahwa seorang Pembina Mahir harus memiliki sumber daya, pemikiran yang selalu tajam dan cara berpikur yang kritis, serta tanggap dengan lingkungannya. 

Terakhir, bentuk "KANTONG" pada ujung lipatan selendang bermakna bahwa seorang Pembina Mahir harus mampu menampung aspirasi peserta didik dan masyarakat di sekutarnya untuk kemudian dicarikan solusi / jalan keluarnya.

Selamat Berbakti wahai para Pembina Mahir...!




Tuesday, 31 May 2022

6 Rahasia Atasi Masalah

 6 Rahasia Atasi Masalah

Oleh Suyatno



Jika Anda tidak dapat mengendalikan masalahmu, masalah akan mengendalikanmu. Jangan berada dalam masalah karena Anda akan digulung dan dilumat oleh masalah itu sendiri. Ibarat sungai yang banjir, Anda jangan berada di dalam banjir itu karena Anda akan dilumat gelombang deras banjir di sungai itu. Jika banjir melanda dan meluap di sebuah sungai, Anda harus di luar banjir itu agar dapat mengendalikannya dengan pikiran jernih dan sehat.


Banyak orang yang justru larut dalam sebuah masalah hidup. Dia menangis karena dihantam masalah. Dia sakit mendadak karena sebuah masalah yang datang tiba-tiba. Dia stres akibat tidak kuat dalam arus masalah. Tentu, jarang ada yang kuat berada di tengah masalah. Keluarlah dari gumpalan masalah agar Anda dapat memecahkan dan mencari jalan keluarnya.


Cara agar dapat menyelesaikan masalah, berikut ini rahasianya. 


Pertama, selalu tenang dan berpikir positif dengan menunjukkan wajah ceriah dan bersemangat. Ingat,  semua orang, tidak terkecuali Anda, pasti pernah menghadapi masalah.


Kedua, telisik dengan rinci kata kunci penyebab masalah dengan hati dingin dan pikiran tenang. Buatkan peta konsep masalah yang sedang dihadapi.


Ketiga, berikan alternatif pemecahan dari yang paling penting sampai yang tidak seberapa penting. Dari yang mudah diatasi, Anda sampai menyembuhkan masalah berat yang susah diatasi.


Keempat, kendurkan pikiran dan hati agar diperoleh kejernihan berpikir dan bertindak. Caranya, diamkan dulu, ambangkan dulu, biarkan dulu, dan simpan dulu atau apalah itu. Suatu saat, Anda pasti dapat memecahkan masalahnya. Ingat, semakin Anda tegang dan terus menerus memikirkan masalah, Anda akan semakin tidak objektif, emosional, dan membabi-buta.


Kelima, cepatlah memutuskan ketika sudah diperoleh obat masalah. Jangan ragu-ragu. Jangan bimbang. Anda harus tegas dan berani memutuskan sesuatu dalam menyelesaikan masalah.


Keenam, gunakan media pemecahan masalah seperti berdiskusi dengan kawan, mensimulasikan masalah, dan menggambar sebab-akibatnya.


Anda pasti bisa menjalankan rumus rahasia pemecahan masalah dirimu. Masalah itu jalan seseorang untuk naik derajat, pangkat, dan semat. Jadi, hadapi masalah dengan riang dan senang. Hadapi masalah dengan tenang. Jadikan masalah sebagai pengungkit keberhasilanmu mendatang.

Wednesday, 8 December 2021

Selamat Hari Guru

TOLAK TANGAN BERAYUN KAKI, PELUK TUBUH MENGAJAR DIRI

Guru punya peran membantu murid supaya bisa belajar, bukan mengajarinya. Bagaimana supaya murid bisa belajar? 

Supaya bisa belajar, murid harus punya kesempatan. Nah, orang-orang di sekelilingnya (guru dan orang tua) yang menyediakan kesempatan itu. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Guru harus bisa menahan diri untuk  tidak (terlalu banyak) mengajari.

Dengan kata lain, guru mempunyai peran mengembangkan, bukan mematikan potensi. Itulah sebabnya memberi kesempatan yang luas kepada murid adalah mutlak.  Menjadi guru dominan di kelas bukanlah sebuah cara tepat untuk memainkan peran tersebut. 

Selain adanya kesempatan yang diberikan, aktivitas belajar harus membuat murid terlibat. Mereka bukan obyek. Mereka adalah pelaku dan pusat pembelajaran. 

Pelibatan murid tidak bisa dengan paksaan, aturan yang ketat, atau ancaman. Keterbukaan dan kenyamanan justru menjadi pintu masuk agar mereka terlibat utuh dan aktif dalam proses belajar.

Murid akan suka rela dan butuh terlibat ketika kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Kebutuhan dasar agar murid terlibat utuh dan aktif adalah beberapa hal berikut ini. 

1. Butuh percaya

Prioritas nomor satu bagi setiap guru adalah membangun kepercayaan dengan murid-muridnya. Kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan yang sukses.  

Murid tidak akan memberikan usaha terbaik jika mereka tidak percaya bahwa guru memprioritaskan kepentingan terbaik mereka. Murid biasanya akan menghindar jika tidak merasa aman dan dipercaya. Mereka mengharapkan guru menunjukkan perlakuan yang baik (humanis), jujur, adil,  dan terbuka. 

2. Butuh harapan

Guru adalah distributor harapan. Guru menanamkan harapan kepada murid-muridnya. Guru membangun kepercayaan bahwa murid-murid dapat tumbuh, mengembangkan keterampilan, dan memiliki peluang untuk kemajuan. 

Merupakan tugas guru untuk memupuk harapan itu dan mendukung  pertumbuhan mereka.

3. Butuh merasa berharga 

Tantangan membuat belajar sebagai pengalaman yang bermakna. Murid memiliki kebutuhan untuk merasa yakin bahwa jika melakukan yang terbaik dan menunjukkan integritas, mereka akan mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Untuk bisa belajar, murid butuh merasa mampu dan berharga. Ini sebuah syarat mutlak. Keyakinan bahwa dirinya mampu merupakan bahan bakar yang mampu menghidupkan motivasi dan semangat, juga mengaktifkan neuron-neuron otak. Disinilah sebuah sugesti diperlukan. Guru hendaknya selalu mempompakan keyakinan ini. Tidak hanya lewat kata-kata, juga tindakan dan ekspresi. Misalnya, selalu menunjukkan wajah optimis dan bergairah kepada setiap anak. 

4. Butuh merasa kompeten 

Murid perlu tantangan dalam belajar. Jika aktivitasnya terlalu sederhana, mereka akan mudah kehilangan minat dan menjadi tidak terlibat. Jika aktivitasnya terlalu menantang, dapat menyebabkan keputusasaan dan frustrasi. 

Guru harus terus mencari dan menemukan titik yang tepat di mana murid mendapat tantangan yang sesuai. Namun, tanggung jawab itu tidak semuanya berada di pundak guru. Murid perlu mengambil tanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri dan belajar bagaimana mengelola motivasi mereka.

Bagaimana cara Anda melibatkan murid dalam belajar?

#MerdekaBelajar

#GuruBelajar

#GuruPenulis

#sekolahprima

Bendera Wosm (Pandu Dunia )


 

Sunday, 5 December 2021

Kecerdasan Buatan


Kecerdasan Buatan dan Kepramukaan

Oleh Suyatno

Pembina Gugus Depan


Orang mengira kecerdasan buatan (artificial) hanyalah tumpukan kabel, jaringan, program, dan statistika. Padahal itu hanyalah komponennya saja. Kecerdasan buatan lebih mengarah pada tindakan terintegrasi yang mampu menjalankan perintah manusia untuk mempermudah hidup manusia itu sendiri. Semakin lincah manusia menciptakan program baru tentu akan semakin banyak temuannya. 


Temuan itu mewujud ke dalam pola dan kinerja yang mempercepat, memudahkan, dan membantu manusia. Dapatkah temuan itu merambah dunia kepramukaan? Tentu, jawabnya adalah sangat mungkin. Kemungkinan ada temuan berbasis kecerdasan buatan dalam kepramukaan karena banyak peluang dalam kepramukaan dan SDM Gerakan Pramuka banyak yang memenuhi syarat untuk itu. Itu adalah pekerjaan rumah bagi penggawa kepramukaan.


 Syarat pemenuhan tersebut adalah (1) berpikir kritis yang penuh kedamaian, (2) kebersamaan penuh dengan kolegialitas, (3) terdapat ruang dan waktu berdialog dan berdiskusi, (4) hilangkan arogansi individu yang menguasai individu lainnya (5) lepaskan baju asali sehingga dapat melebur dalam kancah kepramukasn, dan (6) bersatunya tekad demi kemajuan kepramukaan Indonesia.


Gerakan sebagai ciri kepramukaan adalah modal bertemunya segala latar keilmuan, aneka latar tugas, dan aneka kalangan bangsa Indonesia. Untuk menghidupkan sebuah gerakan diperlukan kepemimpinan yang damai, seimbang, terbuka, dan berada di semua hati. Gerakan yang demikian itu akan dimamis dalam mewujudkan dunia ciptaan kecerdasan buatan.


Contoh hasil produk kecerdasan buatan adalah robot pengingat jadwal, tenda pintar, robot jejak jelaha pintar, robot pola sandi, dan seterusnya. Bisa jadi contoh tersebut dapat terwujud. Apalagi, di GP terdapat pusat penelitian yang tampaknya mampu mewujudkan secara inovatif. 


Kecerdasan buatan bersumber dari permasalahan di satuan-satuan pendidikan. Personal yang ada di satuan pendidikan itu adalah pembina dan pelatih. Untuk itu, diperlukan tumpukan problem kepramukaan dari mereka karena temuan berdasarkan kecerdasan buatan selalu berangkat dari problem autentik. Mereka diberikan ruang dan waktu untuk berdiskusi mendalam.


Di gudep pun, temuan program diperlukan. Peserta dilatih untuk penciptaan. Pramuka produktif perlu dibiasakan ke peserta didik sehingga mahir dalam penciptaan. Bukankah membina yang asyik itu progresif. Membina yang tidak asyik itu stagnan, itu-itu saja, dan kering. Marilah membina ke arah penciptaan betbasis kecerdasan buatan. Selamat membina. #kakyatno

Monday, 22 November 2021

Menajem Resiko " Cukupkah "


Untuk Kegiatan Alam Terbuka  Manajemen Risiko Saja Tidak Cukup




Oleh Suyatno

Pembina Gugusdepan


Untuk hasil terbaik, yakni meningkatnya kreativitas, percaya diri, dan kebahagiaan diri dari pengalaman kegiatan alam terbuka, manajemen risiko saja tidak cukup. Manajemen risiko hanya membentengi agar aman dan selamat akan, saat, dan setelah kegiatan. Jika hanya konsentrasi di manajemen risiko, seseorang akan mendapatkan rasa was-was, khawatir, dan hanya cari amannya saja. Manajemen risiko tugasnya memberikan asuransi keselamatan semata. Lama-kelamaan zona aman menjadi pembiasaan. Pada akhirnya, kreativitas dan inovasi yang bersandar pada keberanian menemukan jalan buntu. 


Ada tiga manajemen lagi yang diperlukan dalam kegiatan alam terbuka. Ketiga manajemen itu adalah manajemen dampak, manajemen interpersonal, dan manajemen antarpersonal. Ketiga manajemen itu terhubung dan tersambung dengan manajemen risiko. 


Manajemen dampak terkait dengan hasil yang akan diperoleh dari kegiatan alam terbuka itu. Jika hasilnya kabur, tidak jelas,  dan hanya memeroleh capek saja, percuma saja kegiatan alam terbuka. Manajemen dampak bersinggungan dengan tujuan yang dicapai dan dampak positif setelah tujuan itu diraih. Contohnya, sebelum kegiatan alam terbuka, peserta didik ragu-ragu dan takut. Namun, setelah mengikuti kegiatan alam terbuka peserta didik menjadi tegas dan berani. Oleh karena itu, pembina perlu mengkalkulasi tujuan kegiatan. Tujuan perlu dianalisis sampai pada penentuan komponen yang diperlukan dalam rangka pencapaiannya. Manajemen dampak perlu dilakukan dengan sempurna.


Manajemen interpersonal terkait dengan skill atau kecakapan individu di alam terbuka. Manajemen interpersonal diawali dari need asesment peserta didik. Seberapa mampu berjalan, berkegiatan tali dan alat lain, mendaki, meloncat, memanjat, dan sebagainya sesuai dengan hasil survei. Kecakapan peserta didik perlu dilatihkan dan dirutinkan sebelum di alam terbuka. Jadi, tidak boleh tanpa persiapan, peserta didik diajak langsung ke alam terbuka semisal hutan atau gunung. Manajemen interpersonal dijalani oleh pembina dan peserta didik secara simultan dan kuat.


Terakhir, manajemen antarpersonal perlu dikuatkan agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan tepat dan benar. Sedikit saja seseorang salah berkomunikasi di hutan tentu akan berakibat fatal. Apalagi, di alam terbuka diperlukan berkelompok untuk memudahkan dan melancarkan. Ilmu komunikasi perlu didalami mereka agar terjadi kebersamaan saat di alam tetbuka. Saling menerima, memberi, dan menyadari memberikan bumbu keberhasilan.


Nah, manajemen risiko saja tidak cukup, bukan? Marilah mendidik anak melalui media alam terbuka dengan empat manajemen risiko. Jika hanya manajemen risiko saja yang digarap hasilnya akan landai saja.

#kakyatno

Vidio Terbaru