Wednesday, 8 December 2021

Selamat Hari Guru

TOLAK TANGAN BERAYUN KAKI, PELUK TUBUH MENGAJAR DIRI

Guru punya peran membantu murid supaya bisa belajar, bukan mengajarinya. Bagaimana supaya murid bisa belajar? 

Supaya bisa belajar, murid harus punya kesempatan. Nah, orang-orang di sekelilingnya (guru dan orang tua) yang menyediakan kesempatan itu. Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Guru harus bisa menahan diri untuk  tidak (terlalu banyak) mengajari.

Dengan kata lain, guru mempunyai peran mengembangkan, bukan mematikan potensi. Itulah sebabnya memberi kesempatan yang luas kepada murid adalah mutlak.  Menjadi guru dominan di kelas bukanlah sebuah cara tepat untuk memainkan peran tersebut. 

Selain adanya kesempatan yang diberikan, aktivitas belajar harus membuat murid terlibat. Mereka bukan obyek. Mereka adalah pelaku dan pusat pembelajaran. 

Pelibatan murid tidak bisa dengan paksaan, aturan yang ketat, atau ancaman. Keterbukaan dan kenyamanan justru menjadi pintu masuk agar mereka terlibat utuh dan aktif dalam proses belajar.

Murid akan suka rela dan butuh terlibat ketika kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Kebutuhan dasar agar murid terlibat utuh dan aktif adalah beberapa hal berikut ini. 

1. Butuh percaya

Prioritas nomor satu bagi setiap guru adalah membangun kepercayaan dengan murid-muridnya. Kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan yang sukses.  

Murid tidak akan memberikan usaha terbaik jika mereka tidak percaya bahwa guru memprioritaskan kepentingan terbaik mereka. Murid biasanya akan menghindar jika tidak merasa aman dan dipercaya. Mereka mengharapkan guru menunjukkan perlakuan yang baik (humanis), jujur, adil,  dan terbuka. 

2. Butuh harapan

Guru adalah distributor harapan. Guru menanamkan harapan kepada murid-muridnya. Guru membangun kepercayaan bahwa murid-murid dapat tumbuh, mengembangkan keterampilan, dan memiliki peluang untuk kemajuan. 

Merupakan tugas guru untuk memupuk harapan itu dan mendukung  pertumbuhan mereka.

3. Butuh merasa berharga 

Tantangan membuat belajar sebagai pengalaman yang bermakna. Murid memiliki kebutuhan untuk merasa yakin bahwa jika melakukan yang terbaik dan menunjukkan integritas, mereka akan mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Untuk bisa belajar, murid butuh merasa mampu dan berharga. Ini sebuah syarat mutlak. Keyakinan bahwa dirinya mampu merupakan bahan bakar yang mampu menghidupkan motivasi dan semangat, juga mengaktifkan neuron-neuron otak. Disinilah sebuah sugesti diperlukan. Guru hendaknya selalu mempompakan keyakinan ini. Tidak hanya lewat kata-kata, juga tindakan dan ekspresi. Misalnya, selalu menunjukkan wajah optimis dan bergairah kepada setiap anak. 

4. Butuh merasa kompeten 

Murid perlu tantangan dalam belajar. Jika aktivitasnya terlalu sederhana, mereka akan mudah kehilangan minat dan menjadi tidak terlibat. Jika aktivitasnya terlalu menantang, dapat menyebabkan keputusasaan dan frustrasi. 

Guru harus terus mencari dan menemukan titik yang tepat di mana murid mendapat tantangan yang sesuai. Namun, tanggung jawab itu tidak semuanya berada di pundak guru. Murid perlu mengambil tanggung jawab atas perkembangan mereka sendiri dan belajar bagaimana mengelola motivasi mereka.

Bagaimana cara Anda melibatkan murid dalam belajar?

#MerdekaBelajar

#GuruBelajar

#GuruPenulis

#sekolahprima

Bendera Wosm (Pandu Dunia )


 

Sunday, 5 December 2021

Kecerdasan Buatan


Kecerdasan Buatan dan Kepramukaan

Oleh Suyatno

Pembina Gugus Depan


Orang mengira kecerdasan buatan (artificial) hanyalah tumpukan kabel, jaringan, program, dan statistika. Padahal itu hanyalah komponennya saja. Kecerdasan buatan lebih mengarah pada tindakan terintegrasi yang mampu menjalankan perintah manusia untuk mempermudah hidup manusia itu sendiri. Semakin lincah manusia menciptakan program baru tentu akan semakin banyak temuannya. 


Temuan itu mewujud ke dalam pola dan kinerja yang mempercepat, memudahkan, dan membantu manusia. Dapatkah temuan itu merambah dunia kepramukaan? Tentu, jawabnya adalah sangat mungkin. Kemungkinan ada temuan berbasis kecerdasan buatan dalam kepramukaan karena banyak peluang dalam kepramukaan dan SDM Gerakan Pramuka banyak yang memenuhi syarat untuk itu. Itu adalah pekerjaan rumah bagi penggawa kepramukaan.


 Syarat pemenuhan tersebut adalah (1) berpikir kritis yang penuh kedamaian, (2) kebersamaan penuh dengan kolegialitas, (3) terdapat ruang dan waktu berdialog dan berdiskusi, (4) hilangkan arogansi individu yang menguasai individu lainnya (5) lepaskan baju asali sehingga dapat melebur dalam kancah kepramukasn, dan (6) bersatunya tekad demi kemajuan kepramukaan Indonesia.


Gerakan sebagai ciri kepramukaan adalah modal bertemunya segala latar keilmuan, aneka latar tugas, dan aneka kalangan bangsa Indonesia. Untuk menghidupkan sebuah gerakan diperlukan kepemimpinan yang damai, seimbang, terbuka, dan berada di semua hati. Gerakan yang demikian itu akan dimamis dalam mewujudkan dunia ciptaan kecerdasan buatan.


Contoh hasil produk kecerdasan buatan adalah robot pengingat jadwal, tenda pintar, robot jejak jelaha pintar, robot pola sandi, dan seterusnya. Bisa jadi contoh tersebut dapat terwujud. Apalagi, di GP terdapat pusat penelitian yang tampaknya mampu mewujudkan secara inovatif. 


Kecerdasan buatan bersumber dari permasalahan di satuan-satuan pendidikan. Personal yang ada di satuan pendidikan itu adalah pembina dan pelatih. Untuk itu, diperlukan tumpukan problem kepramukaan dari mereka karena temuan berdasarkan kecerdasan buatan selalu berangkat dari problem autentik. Mereka diberikan ruang dan waktu untuk berdiskusi mendalam.


Di gudep pun, temuan program diperlukan. Peserta dilatih untuk penciptaan. Pramuka produktif perlu dibiasakan ke peserta didik sehingga mahir dalam penciptaan. Bukankah membina yang asyik itu progresif. Membina yang tidak asyik itu stagnan, itu-itu saja, dan kering. Marilah membina ke arah penciptaan betbasis kecerdasan buatan. Selamat membina. #kakyatno

Vidio Terbaru