#AYOKENALPRAMUKA
BAGAIMANA SESEORANG BISA MENJADI PEMBINA PRAMUKA
Kak Lanang Kuncoro
Pembina Pramuka adalah tenaga pendidik pada Pendidikan Kepramukaan (Scouting). Sedangkan adik-adik pramuka adalah peserta didiknya. Proses pendidikan bagi adik-adik dalam kepramukaan dijalankan dalam wadah satuan pendidikan yang disebut gugusdepan (scout base).
Syarat pertama untuk menjadi seorang pembina pramuka adalah sudah masuk kategori anggota dewasa Gerakan Pramuka. Yaitu orang yang telah berulang tahun yang ke-26 ke atas, atau masih berusia di bawahnya tetapi sudah menikah.
Anggota dewasa tersebut kemudian mendaftarkan diri atau direkrut sebagai "relawan (volunteer)" di gugusdepan. Namun menjadi anggota dewasa saja tentu tidak cukup. Pembina pramuka harus memahami cara menjalankan Pendidikan Kepramukaan. Yaitu:
1. Memahami nilai-nilai dan tujuan diselenggarakannya Pendidikan Kepramukaan.
2. Memahami dan tahu cara menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam proses pembinaan.
3. Mampu merancang formulasi kegiatan dan latihan dengan baik. Kemampuan ini disebut Teknik Kepramukaan.
KMD & KML
Untuk memastikan anggota dewasa memiliki kapabilitas di atas, Gerakan Pramuka memiliki program pelatihan bagi anggota dewasa. Pelatihan paling dasar adalah Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (disingkat Kursus Mahir Dasar atau KMD). KMD dijalankan berupa pelatihan secara teoritis (pemahaman konsep) maupun praktik (penerapan konsep). Pada setiap kursus peserta ditentukan LULUS atau TIDAK LULUS. Jika tidak lulus, pelatih pembina penyelenggara kursus akan memberi kesempatan berupa syarat tertentu atau mengulang ikut kursus di lain kesempatan. Sedangkan bagi peserta yang telah lulus, harus mengikuti proses selanjutnya sebelum mendapatkan Surat Hak Bina (SHB).
Untuk mendapatkan SHB, lulusan KMD wajib menjalani masa Narakarya I selama minimal 6 bulan. Semacam masa magang dimana dia membina adik-adik pramuka dengan bimbingan dan observasi pelatih pembina. Setelah memenuhi standard pencapaian dalam masa Narakarya I, kwartir cabang melalui Pusdiklatcab (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Cabang) akan memberikan SHB.
Pembina pramuka sebaiknya mengikuti kursus jenjang berikutnya, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (disingkat Kursus Mahir Lanjutan atau KML). Sama dengan KMD, setelah lulus kursus pembina pramuka harus menjalani masa Narakarya II sebelum bisa dikukuhkan sebagai Pembina Pramuka Mahir (ditandai dengan selendang mahir dan pita mahir).
JAM TERBANG & DEDIKASI
KMD dan KML dalam Pendidikan Kepramukaan ibarat proses mendapatkan SIM bagi pengemudi kendaraan bermotor. Kecakapan yang dicapai supaya bisa lulus tidak bisa menjadi jaminan seberapa jauh keahliannya.
Orang yang memiliki SIM semestinya memiliki kemampuan minimal sehingga dia dapat berkendara dengan aman dan mematuhi peraturan lalu lintas. Tetapi bukankah kita juga sering menemui orang yang kurang mahir berkendara atau tidak mengerti aturan lalu-lintas memiliki ternyata memiliki SIM. Tidak jarang juga kita menemukan orang yang panda berkendara dan paham betul aturan lalu-lintas tetapi tidak punya SIM. Akan tetapi mau seahli apapun, orang yang mengemudikan kendaraan tetap wajib memiliki SIM.
KMD dan KML memang menjadi jaminan kemampuan membina, tetapi bukan jaminan kualitas pembinaannya. Kualitas pembinaan diasah oleh seberapa jauh jam terbang dan seberapa besar dedikasinya terhadap Pendidikan Kepramukaan. Jam terbang membina juga tidak bisa disamakan dengan "lamanya menjadi pembina" maupun "banyaknya mengikuti kegiatan". Bisa saja seorang pembina pramuka telah bervoluntir membina selama puluhan tahun. Namun selama itu dia membina ala kadarnya, tanpa membuat formulasi pembinaan, atau bahkan tanpa banyak terlibat langsung dengan adik-adik. Pembina semacam ini ada banyak di lapangan.
Maka "menurut saya" setelah dua syarat (anggota dewasa dan lulus kursus), pembina pramuka yang baik harus memenuhi ersyaratan teknis, yakni JAM TERBANG dan DEDIKASI nya terhadap Pendidikan Kepramukaan.
Pembina dengan jam terbang yang jauh akan memanfaatkan waktu bertemu dengan adik-adik sebaik mungkin. Bukan sekedar berkegiatan bersama. Namun juga menyelami dunia mereka, mencari tahu permasalahan yang mereka hadapi, memahami kesulitan-kesulitan mereka dalam mengembangkan diri. Alhasil pembina pramuka menjadi kaya akan pengalaman menghadapi berbagai masam sifat dan kondisi adik-adik pramuka.
Dedikasinya terhadap pendidikan kepramukaan membuat pembina pramuka menjadi insan pembelajar sepanjang hayat. Ia akan haus akan ilmu dan kecakapan yang berkaitan dengan adik-adiknya. Mempelajari bagaimana psikologi remaja sesuai perkembangan usianya. Membekali diri dengan pengetahuan dan teknologi terbaru, khususnya di dunia pendidikan. Memperluas jaringan sehingga mampu menhgadirkan narasumber di bidang keahlian sesuai minat dan bakat adik-adik. Memperbanyak membaca supaya lebih luas wawasannya.
Menjadi pembina pramuka bukan pekerjaan mudah. Butuh pengorbanan tenaga, pikiran, waktu, dan biaya. Tidak sembarang orang yang merasa mampu bisa mendadak menjadi pembina pramuka yang baik tanpa ada usaha keras.
Selamat memandu!
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih