Pionering merupakan bagian dari materi kegiatan kepramukaan yang sangat
penting. Materi ini adalah materi wajib yang harus dikuasai oleh setiap
anggota Pramuka. Bentuk pioneering juga bermacam-macam dari bentuk yang
mudah sampai bentuk yang sulit. Masing-masing bentuk juga memiliki
kegunaan yang berbeda. Selain itu pioneering juga dapat melatih
keterampilan dan kemampuan seorang Pramuka. Kemampuan tersebut meliputi
kemampuan dasar tali temali, kemampuan untuk berkreasi dan kemampuan
untuk berimajinasi. Dengan latar belakang tersebut akhirnya muncul
lomba pioneering. Dalam artikel ini saya akan coba menjelaskan cara
membuat lomba pioneering yang baik dan benar.
Menentukan Model Lomba
Sebelum membuat lomba hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah
menentukan model pioneering apa yang akan dilombakan. Ada 3 macam model
lomba yang biasa digunakan yaitu model klasik, model bertema dan model
bebas. Model tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Model klasik yaitu bentuk bangunan pioneering yang dilombakan untuk
semua peserta adalah sama baik dari segi jumlah tongkat, simpul yang
digunakan maupun bentuk pioneering itu sendiri. contohnya pioneering
tiang bendera.
Kelebihan : bentuk bangunan sederhana, pengerjaan pioneering lebih singkat, juri bisa menilai dengan cepat.
Kekurangan : pioneering kurang variatif, peserta tidak bisa berkreasi.
Solusi : pilih pioneering yang sekiranya memiliki bentuk menarik
selain tiang bendera, biarkan peserta berkreasi dengan menambah hiasan
pada pioneering.
2. Model bertema yaitu bentuk bangunan pioneering yang dilombakan
memiliki tema tertentu, sebagai contoh temanya adalah transportasi udara
artinya peserta bisa dengan bebas membuat bentuk pioneering apapun
asalkan sesuai dengan tema, bentuk tersebut contohnya pesawat jet,
helikopter, balon udara dan lainya.
Kelebihan : peserta bisa bebas berkreasi membuat pioneering
transportasi udara yang berbeda meskipun ada kemungkinan peserta lain
membuat bentuk yang sama.
Kekurangan : waktu pengerjaan lebih lama, penilaian lebih sulit dan harus teliti.
Solusi : Batasi waktu pengerjaan pioneering semisal 120 menit, pilih juri yang kompeten di bidangnya.
3. Model bebas yaitu bentuk bangunan pioneering yang dilombakan bebas
sesuai keinginan dan imajinasi peserta, dengan kata lain bentuk bangunan
pioneering akan bervariasi sebagai contoh meja makan, kalajengking,
garuda dan lainnya.
Kelebihan : peserta bisa mengekspresikan ide mereka dalam bentuk bangunan pioneering yang beraneka ragam.
Kekurangan : waktu pengerjaan masing-masing peserta tidak sama, penilaian menjali lebih sulit, lebih lama dan sangat hati-hati.
Solusi : Batasi waktu pengerjaan agak lama semisal 180 menit,
Batasi jumlah tim peserta yang ikut lomba misalkan 50 tim, pilih juri
yang kompeten di bidang pioneering dan salah satunya ada juri
profesional di luar anggota Pramuka.
Menentukan Kriteria Penilaian
Setelah menentukan model lomba tahap berikutnya adalah menentukan
kriteria penilaian. Kriteria ini berhubungan dengan apa saja yang perlu
dinilai saat lomba. Lomba pioneering merupakan lomba yang penilaiannya
bersifat subyektif. Namun ada beberapa kriteria penilaian yang biasa
dijadikan item penilaian dan wajib dipakai dalam penilaian pioneering
antara lain kekuatan, kerapian dan kebenaran simpul, adapun kriteria
tambahan biasanya adalah kreatifitas.
- Kekuatan : kekuatan
disini yang dinilai adalah kekuatan ikatannya bukan tongkatnya, jika
anda sebagai juri maka cara mengeceknya tinggal putar saja tongkat satu
kali pada masing-masing ikatan bukan berkali-kali, jika tongkat mudah
diputar berarti ikatan kurang kuat. Jangan memutar berkali-kali karena
sekuat apapun ikatan jika diputar berkali-kali akan kendur juga dan ini
salah.
- Kerapian : kerapian yang
dinilai adalah simpulnya rapat tidak ada cela antar tali dan tidak ada
sisa tali yang terurai begitu saja. Jadi jika ada sisa tali bisa
dipotong atau dibuat hiasan simpul rantai atau disamarkan dengan
melilitkan ke tongkat. Intinya adalah terlihat rapi.
- Ketepatan simpul :
ketepatan simpul yang dimaksud adalah tepat dalam menggunakan simpul
pada pioneering. Contohnya jika posisi tongkat berbentuk ( + ) maka
simpul yang digunakan adalah simpul palang sedangkan jika posisi tongkat
berbentuk ( x ) maka simpul yang digunakan adalah simpul silang.
- Kreatifitas : kreatifitas
yang dinilai bersifat tanpa batas jadi harus ada batasan kreatif yang
dimaksudkan seperti apa karena persepsi kreatifitas setiap orang
berbeda. sebagai contoh kreatif adalah penambahan bendera warna warni
pada pioneering.
Empat kriteria itulah yang sering digunakan dalam menilai lomba
pioneering. Bagaimana dengan waktu apakah boleh digunakan sebagai
kriteria penilaian, jawabanya adalah boleh jika model lomba klasik dan
tidak boleh jika model lomba bertema atau bebas. Waktu dalam lomba
pioneering tersebut hanya boleh digunakan sebagai limit atau waktu
mengerjakan pioneering semisal 120 menit, dalam waktu tersebut peserta
harus menyelesaikan pioneeringnya jika waktu habis maka selesai atau
tidak pioneeringnya semua harus berhenti mengerjakan. Alasanya adalah
karena untuk mengerjakan pioneering model bertema dan model bebas
tingkat kesulitan pembuatan tidak sama sehingga waktu selesai
mengerjakannya juga berbeda jadi tidak adil untuk peserta.
Menentukan Poin Setiap Kriteria
Tahap selanjutnya adalah menentukan poin pada setiap kriteria, berapa
nilai maksimal pada masing-masing item penilaian. Pemberian poin
maksimal yang baik adalah berjumlah 100 poin. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar dalam penilaian dan penghitungan lebih mudah. Contoh poin
sebagai berikut :
- Kekuatan (40),
- Kerapian (25),
- Ketepatan simpul (25),
- Kreatifitas (10),
Dengan poin tersebut seorang juri hanya akan memberikan nilai maksimal sebesar 100 poin. Contohnya nilai tim A
Kekuatan 35
Kerapian 22
Ketepatan simpul 20
Kreatifitas 8 +
Jumlah 85
Untuk memberikan poin maksimal pada item penilaian tidak harus seperti
contoh di atas tetapi bisa dirubah sesuai kebutuhan artinya tidak mesti
ada 4 kriteria bisa kurang bisa lebih. Saat memberikan poin harus
memperhatikan model lomba yang akan digunakan apakah menggunakan model
klasik, bertema atau bebas. Berikut lebih jelasnya simak di bawah ini.
- Model klasik : poin tertinggi kekuatan karena bentuk pioneering sama.
- Model bertema : poin tinggi bisa pada kekuatan dan kreatifitas karena bentuk pioneering berbeda namun masih dalam satu tema.
- Model bebas : poin tertinggi kreatifitas karena bentuk pioneering bervariasi dan dilihat dari tingkat kesulitan pembuatan.
Pada intinya lomba pioneering adalah lomba untuk membuat benda atau
bangunan. Sebuah bangunan haruslah kuat ikatannya, itulah kenapa bobot
poin penilaian tertinggi ada pada kekuatan. Berbeda jika yang lebih
ditonjolkan adalah kreatifitas maka bobot poin penilaian tertinggi di
titik beratkan pada kriteria kreatifitas, semakin sulit tingkat
pembuatannya maka semakin besar nilai kreatifitasnya.
Jika dalam penilaian ada 3 juri maka nilai ketiga juri dijumlahkan dan
dirata-rata. Juri akan memberi nilai kepada peserta berdasarkan
subyektifitas masing-masing, ada juri yang memberikan nilai tinggi
misalkan diatas 80 dan ada juga juri yang memberikan nilai rendah
misalkan dibawah 60, mungkin juga ada juri yang suka memberi nilai
tengah-tengah antara 60-80. Suatu contoh seperti berikut ini:
Ada 3 peserta lomba pioneering yaitu tim A, tim B dan tim C yang dinilai oleh 3 juri,
Juri 1 : Tim A = 90, Tim B = 85, Tim C = 95
Juri 2 : Tim A = 55, Tim B = 45, Tim C = 57
Juri 3 : Tim A = 75, Tim B = 65, Tim C = 78
Dari masing-masing nilai tersebut kemudian dirata-rata dibagi 3 sehingga
nilai yang diperoleh peserta tetap maksimal 100 poin. Lebih jelasnya
lihat di bawah ini.
Tim A : (90 + 55 + 75) / 3 = 220 / 3 = 73,3
Tim B : (85 + 45 + 65) / 3 = 195 / 3 = 65
Tim C : (95 + 57 + 78) / 3 = 230 / 3 = 76,7
Membuat Peraturan Lomba
Untuk membuat peraturan lomba sangat bervariasi dan bebas sesuai
keinginan panitia yang penting bisa diterima oleh peserta lomba.
Beberapa peraturan yang sering sekali digunakan lomba antara lain.
- Membatasi jumlah pemakaian tongkat dan ukuran tongkat.
Pembatasan ini boleh saja dengan tujuan menjadikan lomba lebih menarik
dan lebih menantang. Salah satu contohnya peserta hanya boleh
menggunakan 12 tongkat dengan panjang 160 cm diameter 2 cm. Bila ingin
yang lebih menantang lagi peserta hanya boleh menggunakan 12 tongkat
yaitu panjang 160 cm sebanyak 8 buah dan panjang 50 cm sebanyak 4 buah
dengan diameter masing-masing 2 cm. Untuk perserta harus benar-benar
mempersiapkan sesuai aturan.
- Tidak diperbolehkan memotong tali. Menurut saya
pribadi memotong tali saat lomba boleh saja untuk alasan kerapian dan
tali merupakan alat menunjang yang digunakan seperlunya jadi tidak ada
masalah sama seperti penggunaan lem, cat air dan lainnya, namun kalau
dalam lomba tidak diperbolehkan memotong tali maka juga diperbolehkan
membuat aturan seperti itu tetapi harus dengan alasan yang jelas, jangan
sampai kalau ada calon peserta yang bertanya "kenapa tidak boleh
memotong tali" panitia hanya menjawab "ya pokoknya tidak boleh". Untuk
peserta berarti harus memotong tali sebelum lomba dimulai jika memang
perlu.
- Tidak diperbolehkan membawa sketsa gambar bangunan pioneering.
Bagi saya membawa sketsa juga boleh dilakukan karena seorang arsitek
saja harus melihat rancangan gambar bangunan sebelum mengerjakan proyek
apalagi hanya lomba pioneering. Meskipun mungkin di pangkalan
masing-masing sudah berlatih namun ada kemungkinan lupa saat lomba
sebenarnya, lagipula belum tentu juga tim yang membawa sketsa akan jadi
pemenang. Jika memang panitia tetap membuat peraturan tidak boleh
membawa sketsa maka sama seperti di atas harus ada alasan yang jelas
jangan sampai ketika ada pertanyaan panitia hanya menjawab "ya karena
ini lomba jadi tidak diperbolehkan". Untuk peserta harus lebih giat
berlatih sehingga sketsa bangunan sudah hafal tanpa melihat gambar.
- Tidak diperbolehkan pinjam meminjam peralatan saat lomba kepada tim lain.
Ini boleh dilakukan karena pinjam meminjam alat akan mengganggu peserta
tim lain. Untuk peserta harus mempersiapkan peralatan lomba dengan
baik.
- Pioneering tidak boleh melebihi kavling yang sudah ditentukan.
Aturan ini hanya berlaku jika bangunan pioneering sudah selesai namun
dalam proses pembuatan diperbolehkan. Untuk peserta harus berhati-hati
saat pembuatan pioneering melebihi batas kavling.
Dari 5 hal diatas jika sudah dibuat aturannya maka harus dilaksanakan.
Baik panitia maupun peserta harus mentaati aturan tersebut. Untuk
mengantisipasi agar tidak terjadi pelanggaran maka sebelum lomba dimulai
panitia harus mengecek perlengkapan peserta sebelum masuk area lomba.
Jika masih terjadi pelanggaran bisa diberikan pinalti berupa teguran,
penyitaan barang atau diskualifikasi.
Menghindari Komplain Peserta
Untuk menghindari komplain dari peserta panitia harus melaksanakan lomba
sesuai hasil kesepakatan saat technical meeting. Baik dari segi aturan
lomba, juri lomba maupun penilaian.
Demikian penjelasan dalam membuat lomba pioneering, jika ada kekurangan atau pertanyaan bisa komen di bawah, semoga bermanfaat.