Wednesday, 12 February 2020

Pembina Pramuka dan Metode Kepramukaan


Menurut Prof. Dr. Suyatno,  M. Pd,  bahwa hanya pembina yang tahu atas perkembangan kemampuan dan kecakapan peserta didiknya karena pembina merupakan sosok yang telah dibekali untuk (1) merencanakan program pembina yang simultan,  terpola,  dan tersistem sehingga dapat dioperasionalkan, (2) menerapkan metode kepramukaan dengan cara yang sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan kejiwaan peserta didik,  (3) memantau, mengukur,  dan menghargai kecakapan yang diperoleh peserta didik melaui sebuah pendidikan yang bernama kursus (KMD,  KML,  karang pamitran dan sebagainya) yang dirancang untuk itu,  (4) melindungi peserta didik dengan penuh kegembiraan,  kebahagiaan,  kesungguhan,  kedamaian,  dan menyehatkan. Maka peran pembina sangat diperlukan dalam pendidikan kepramukaan sebagai penjamin mutu keberhasilan peserta didiknya. (Metode Kepramukaan untuk pembina dan pelatih)

Sepanjang yang saya amati banyak para pembina pramuka yang sudah mengikuti kursus pembina pramuka mahir baik dasar maupun lanjutan yang hanya puas dengan kegiatan seremonial selama seminggu di tempat kursus,  padahal tantangan yang sebenarnya adalah membina di gugusdepan itu sendiri,  dan gugusdepan merupakan laboratorium bagi pembina untuk memantau, mengukur,  dan tempat berlatih. Moral peserta didik tidak akan tumbuh dengan baik tanpa sosok yang mengajukan menu moral yang bersumber dari satya dan darma pramuka yang disesuaikan dengan tingkat usia peserta didik. Sepulang dari bangku kursus dengan ijazah ditangannya sudah cukup bangga padahal itu sebagai alat untuk pembina untuk bersemangat dalam membina,  ijazah tidak ada gunanya jika kewajiban membina di abaikan.

Pembina pramuka yang baru pulang kursus segera bekerja untuk menilai kelayakan dirinya, selama enam bulan pembina harus menuntaskan beberapa tugas yang tertuang dalam RTL yang dinamakan NARAKARYA,  narakarya Dasar dan narakarya lanjutan. Barulah pembina mendapat Surat Hak Bina,  jika pembina itu lulusan mahir lanjutan setelah enam bulan menyelesaikan Narakarya Lanjutan maka yang bersangkutan akan dikukuhkan sebagai pembina mahir yang ditandai dengan pemakaian Pita Mahir,  Selendang Mahir dan Tanda Jabatan Pembina.

Jika berani mengikuti kursus pembina pramuka dengan diberi gelar " Pembina Pramuka " maka harus berani juga membina digugusdepan dan menerapkan Kode Kehormatan serta Metode Kepramukaan.

Bentuk kasih sayang pembina pramuka kepada pesdiknya menurut Prof. Dr. Suyatno,  M.Pd adalah kasih sayang dibagi tanpa pandang bulu dan tanpa membedakan apapun alasannya. Pembina hebat selalu memandang peserta didiknya sebagai sosok potensial yang kelak dapat mengendalikan diri,  lingkungan dan bangsanya. Peserta didik itu milik bangsa yang paling berharga karena mempunyai ruang dan waktu yabg khas.

| DM | 2020

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih

Vidio Terbaru